SISTEM PENCERNAAN
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis, kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Dan kegunaanya adalah unuk mempermudah penyerapan oleh vili usus.
Pada hewan bahan makanan yang diubah menjadi energi melalui pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang langsung diserap berupa vitamin, mineral, hormon, air.
Hewan mempunyai 4 aktivitas makanan, yaitu : prehensi (mengambil makanan), mastikasi (mengunyah), salivasi (mensekresikan air ludah), dan deglutisi (menelan). Dalam hal ini deglutisi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : peristaltik (peristaltik esophagus mendorong bolus ke arah lambung), tekanan buccopharyngeal (mendorong bolus ke sofagus), dan gravitasi (membantu memudahkan jalannya bolus).
Pada pencernaan terdapat lambung tunggal untuk hewan carnivora dan omnivora, lambung komplek untuk hewan herbivora, dan pencernaan pada unggas.
Ø Alat-Alat Pencernaan (Apparatis Digestivus)
Pada hewan lambung tunggal pencernaannya terdiri dari : mulut (cawar oris), tekak (pharyng), kerongkongan (esofogus), gastrium (lambung), intestinum tenue (usus halus : duodenum, ileum, dan jejenum). Instestinum crasum (usus besar = calon, keaekum, rektum), dan anus.
Sedangkan pada hewan lambung komplek alat pencernaannya terdiri dari : mulut, faring, esophagus, lambung (rumen, retikulum, omasum, abomasum), usus halus (duodenum, ileum, jejenum), usus kasar (kaekum, rektum) dan anus.
Pencernaan pada lambung tunggal terjadi di mulut, prosesnya dilakukan secara mekanis oleh gigi, makanan dicampurkan dengan air ludah, menggunakan lidah sebagai alat pengecap dan mulut sebagai alat prehensi.
Sedangkan pada lambung komplek, prosesnya terjadi di rumen. Rumen mempunyai beberapa spesifikasi, yaitu : berbentuk elastis, ukuran besar (4 x omasum dan abomasum), terbagi beberapa ruang : ventral dorsal, anterior, dan posterior, dibatasi dengan pilar-pilar, seperti rumah laba-laba dan tidak berkelenjar, banyak terdapat mikroba (bak, jamur, protozoa, amuba) sebagai “fermentator”, tempat terjadi pencernaan mikroba melalui proses fermentasi, terbentuknya vitamin B12 dengan bantuan Co.
Ø Kelenjar Getah Cerna (Kelenjar Pembantu)
Pada kelenjar getah cerna terdapat 5 buah kelenjar, diantaranya adalah : glandula (kelenjar) salivarius, kelenjar lambung, kelenjar usus, kelenjar empedu, pankreas dan hati.
Ø Faring
Faring merupakan persimpangan saluran nafas dengan saluran cerna, jalan makan harus cepat pada faring bolus tidak akan berubah.
Ø Kerongkongan (Oesophagus)
Kerongkongan berfungsi sebagai penyalur bolus ke lambung melalui peristaltik, bukofaringeal, gaya berat (gravitasi). Pada kerongkongan terdapat kelenjar sekretoris, makanan tidak berubah dan tersusun oleh otok longitudinal dan sirkuler.
Ø Lambung
Lambung terdiri dari : “kardia, fundus, badan” (sekresi pepsin dan HCl) dan “pylorus” (sekresi mucus : gastrin). HCl mempunyai beberapa fungsi, diantaranya adalah : sebagai aktifator pepsinogen dan renin, dengan pepsin dapat mencerna protein, dapat menghidrolisis sukrosa, dan sebagai bahan antiseptik lambung. Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan bahan makanan sementara, lambung mengalami proses mekanis dan kimiawi, adanya gerakan lambung dan cairan lambung bersifat asam. Dengan pH maksimal = 1,0.
Ø Kontrol Sekresi Lambung
Pada lambung terdapat 3 fase untuk mengontrol sekresi yaitu, fase sefalik (cephalic phase) melihat makanan, fase gastrik yang menstimuli mekanis (fungsi dan fagus) = apabila tersentuh makanan maka sekresi akan meningkat, lalu ada juga homoral (bekerja melalui peredaran darah), Pavlov (sekresi pylorus) gastrin yang berhubungan langsung dengan sekresi lambung akan meningkat, dan yang terakhir adalah fase intestinal = hasil cerna pada usus akan meningkatkan sekresi lambung. Terdapat juga inhibisi (penghambatan) sekresi lambung, sefalik yang berefek marah dan kesakitan akibat sekresi lambung meningkat. Sedangkan, pada gastric HCl lambung akan menyebabkan gastrin menurun dan berakibat sekresi lambung menurun. Saat interogastron meningkat maka sekresi lambung akan menurun. Dan usus berhadapan langsung dengan gastrin adalah duodenum.
Ø Gerak Lambung
Gerak pada lambung dipengaruhi oleh otot polos, dan bekerja secara otomatis, bersifat ritmis = kontraksi dan relaksasi (peristalsis dan tonis) diatus oleh pacemaker dikardia dan pilorus. Berguna untuk menghancurkan, mencampur, dengan getah lambung dan mendorong ke usus.
Ø Pengosongan Lambung
Pengosongan pada lambung terjadi terus selama pencernaan lambung berlangsung, sering kali pada interval yang tak teratur, ingesta lambung didorong ke arah usus oleh kontraksi lambung sehingga menyebabkan tekanan pada lambung meningkat. Pada lambung juga terdapat sphincter pylori yang berfungsi untuk mencegah regurgitasi (alur balik) duodenum dan kurang berarti dalam pengaturan pengosongan lambung.
Faktor pengosongan lambung bermacam-macam, diantaranya : fisik makanan = jika makanan kasar maka pengosongan akan lambat, tekanan osmose lambung meningkat maka pengosongan akan cepat. Apabila viskositas lambung meningkat (misalnya : lemak) maka pekosongan akan lambat. Karena lemak mengakibatkan empedu meningkat sehingga enterogastron meningkat dan gerak lambung turun. Apabila volume meningkat (semakin asam) maka pengosongan akan lambat sebab kontak usus dengan asam lambung akan terjadi reflek inhibisi gerak lambung, komponen ingesta usus = asam dan lemak dalam ingesta meningkat maka pekosongan lambung berjalan lambat.
Ø Rumen
Gerak rumen terbagi menjadi 2 tipe : Tipe A, merupakan gerak lambung berhubungan dengan retikulum (retikulum menuju rumen lalu ke omasum). Sedangkan Tipe B, merupakan gerakan lambung yang tidak berhubungan dengan retikulum, rumen bagian ventral menuju bagian dorsal.
Ø Omasum
Omasum memeras ingesta sehingga menjadi padat, terjadi absorsi vitamin dan mineral (naik), dan mempuyai kadar VFA dan HCO turun, sedangkan Cl meningkat.
Ø Usus Halus
Pada monogastsik usus kecil / halus sangat penting dalam penecahan dan absorpsi. Terjadi pemecahan bahan makanan secara sempurna dan penyerapan sari makanan secara besar-besaran di duodenum, yeyenum, dan ileum. Sedangkan pada lambung komplek tidak begitu penting, karena absorpsi secara besar-besaran terjadi di rumen, mengandung sedikit gula, asam amino, Na, Cl, Ca, Mg diserap disini, kadar VFA pada lambung komplek sedikit.
Ø Gerak Usus
Pada gerak usus terdapat 3 gerakan, yaitu:
1. Segmentasi : gerakan memotong / ovoid (makanan diam)
2. Penduler : gerakan berayun ( makanan diam )
3. Peristaltik : mendorong ingesta kearah relaksasi (makanan berjalan ke anus)
Ø Usus Kasar
Usus kasar (intestinum crasum = colon) mempuyai ciri-ciri sbb:
ü Ukuran lebih besar daripada usus halus dan terdapat sakulasi (kantong-kantong)
ü Pada usus kasar terjadi fermentasi dan absorpsi air dan elektrolit secara intensif
ü Usus kasar hanya sedikit menggunakan gerakan peristaltik.
Ø Usus Buntu (Caecum)
Usus buntu atau yang di sebut dengan caecum terdapat pada hewan herbivora dan karnivora, sedangkan pada kuda ( non ruminansia ) usus buntu hanya berperan sebagai tempat fermentasi. Terdapat gerakan penduler (mencampur) penyerapan dapat maksimal.
Ø Kelenjar Getah Cerna
Kelenjar ini terjadi di dua tempat yaitu : di usus tubuler dan di luar usus. Untuk di usus tubuler terdapat kripta liberkuhni, mukosanya = kelenjar brunneri, sel goblet, dan diatur oleh hormone dan saraf. Sedangkan diluar usus dipengaruhi oleh kelenjar ludah, pankreas dan hati.
Ø Kelenjar salivarius ( kelenjar ludah )
Kelenjar ini pada carnivora bersifat serous, sedangkan pada herbivora bersifat serous sedangkan pada herbivora bersifat mukos. Kelenjar salivarius diatur oleh refteks karena makan.
Ø Pankreas
Pankreas berfungsi sebagai “endokrin” (sekresi hormon pada sel langerhans, misalnya insulin). Selain berfungsi sebagai “endokrin”, pankreas juga memiliki fungsi eksokrin (sekresi setah pankreas) di dalam gerah pankreas terdapat enzim (HCO3)2 dan Cl-. Fungsinya adalah untuk memproduksi enzim dan solubilitas (pelarut) lemak atau minyak. Fungsi eksokrin di kontrol oleh hormone skretin dan pakreozimin (meningkat), saraf fagus (menurun), pH ingesta yang ingestanya bersifat asam, sehingga sekresi getah pangkreas meningkat.
Ø Hati
Hati berfungsi sebagai sekresi cairan empedu. Dalam hal ini terdapat 3 komponen, yaitu : pada humoral = skretin dan kolesistokini, maka sekresi meningkat, pada kimiawi = garam empedu meningkat maka sekresi empedu menurun, pada saraf vagus sekresi akan menurun. Selain sebagai cairan empedu hati juga berfungsi sebagai metabolisme = protein, karbohidrat, dan lemak, sebagai detoksifikasi (menghilangkan racun), sebagai pemecah eritrosit dan pembentuk protein, darah, dan sebagai penyimpan vitamin.
Ø Getah Empedu
Bentuk empedu merupakan cairan kental warna hijau (biliverdin), kuning (bilirubin), dan rasanya pahit. Sedangkan komposisi empedu, berupa : 3% padat, 97% cair, yang cair berupa garam atau asam empedu, pigmen, elektrolit (Na, Cl, HCO3), lesitin, dan kolesterol. Getah empedu merupakan hasil destruksi (pecah) eritrosit, fungsinya untuk solubilitas lemak atau minyak. Getah empedu juga mensekresikan secara aktif dan sinambung tergantung aliran darah ke hati, status pencernaan, komposisi makanan dan kadar garam empedu, getah empedu dikontrol oleh saraf, kimia, dan hormon.
Ø Pencernaan Enzimatis
Pencernaan enzimatis disebut dengan pencernaan pada lambung tunggal, letaknya dimulut. Misalnya tepung yang akan diubah menjadi gula sederhana dengan bantuan enzim amilase. Pialin dan enzim lisozim (sebagai penghancur bakteri yang tidak berguna) kemudian diubah menjadi bolus yang akan masuk ke esophagus dan berakhir di lambung.
Ø Lambung
Pada lambung terdapat bolus (bahan makanan berbentuk bulat). Yang sudah dicerna oleh enzim ptialin atau lipase, dan menghasilkan getah lambung (HCl, Renin, Pepsin) dengan aksi mengaduk pylorus. Pada lambung hasil akhirnya berupa proteose, peptone dan gula sederhana.
Lemak yang masuk ke lambung disertai dengan air ludah dan bolus dengan bantuan HCl yang menyebabkan kontraksi otot lambung. Pada kantong empedu dan pankreas (enzim lipase) menghasilkan asam lemak dan gliserol yang diabsorpsi oleh usus.
Ø Usus
Pada usus terdapat enzim tripsin, lipase, amylase dan karboksi pepridase yang masuk kedalam chymus (lemak, protein dan karbohidrat) kemudian menjadi bahan penyusun (sari makanan) yang siap diserap.
Karbohidrat akan diubah menjadi gula dengan bantuan enzim amylase, sedangkan protein diubah menjadi asam amino dengan bantuan enzim pepsin, tripsin dan reptidase. Sedangkan lemak diubah menjadi gliserol atau asma lemak dengan bantuan enzim lipase lalu diubah menjadi lemak dan terakhir diubah menjadi kilomikon dengan bantuan protein.
Ø Pencernaan Mikroba
Pencernaan mikroba pada herbivora berfungsi sebagai pemecah bahan makanan (fermentasi) lalu diserap dan menjadi sumber energi.
Pada karnivora pencernaan mikroba tidak penting, sedangkan usus kecil penting kemudian degradasi dan penyerapan zat makanan.
Pada ruminansia (sapi) pencernaan mirkoba terletak di rumen untuk difermentasi lalu hasil VFA (asam asetat, butirat, propianat) berubah menjadi sumber energi dan CO2 + CH4.
Pada hewan non-ruminansia (kuda) pencernaan mikroba terletak di kolon dan usus buntu (tempat fermentasi) untuk penyerapan zat makanan.
Ø Pencernaan Ruminansia
Pencernaan pada ruminansia terjadi didalam mulut dengan proses mastikasi, kemudian makanan ditelan kedalam lambung (rumen, reticulum, omasum, dan abomasum). Didalam rumen terjadi fermentasi oleh mikroba secra intensif.
Mikroba pada rumen terdapat bakteri (anaerob-patogen, misalnya : streptofokus, laktobasilus, bukinvibrio, bakterioides ruminikola). Selain bakteri juga terdapta protozoa (siliata entodinium, diplodinium, epidinium dan aphry colex dan flagelata).
Ø Rumen
Bahan makanan seperti amilum, rumput, gula, urea, dan lemak difermentasi oleh mikroba menjadi VFA dan gas (CH4, CO2, NH3, H25) lalu diserap oleh tubuh.
VFA (volatile fatty alid) adalah asam lemak yang mudah menguap (asam asetat = 60-70%; asam butirat = 10-15%; asam propionate = 15-20%). Pada rumput tinggi = asam asetat meningkat dan propionate menurun, pada gula dan karbohidrat = asam asetat menurun dan propionate meningkat, pada tetes (molasses) = asam asetat menurun dan butirat meningkat. Kecepatan fermentasi pada gula halus, pada karbohidrat lobus dan muda pada selulosa tua.
HCl dari abomasum masuk ke rumen, mikroba yang masuk mati (protein sebagai sumber protein hewan). Dirumen makanan sebagai sumber protein mikroba akan berubah menjadi vitamin B komplek dengan bantuan Mo dan Co.
Berbeda dengan protein, lemak makanan di dalam rumen diubah menjadi asam-asam lemak atau gliserol dengan bantuan hidrolisis mikroba, kemudian diubah menjadi asam propionat dengan difermentasi, lalu sisa lemaknya masuk kedalam usus.
Ø Usus Kecil/Halus Ruminansia
Pada usus kecil atau halus perjalanan sisa makanan diperlambat di usus kasar, caecum dan colon bertindak sebagai tempat fermentasi. Isi dalam usus halus dengan cepat menjadi hiopotonis terhadap plasma (disebsbkan penurunan cepat konsi Na, Cl, Co2, VFA, dan ammonia). Absorpsi air dilakukan di usus besar.
Ø Absorpsi
Absorpsi terdiri dari 2 komponen, yaitu : difusi sederhana (migrasi pasir) tergantung derajat konstanta zat, berhubungan langsung dengan beda konsentrasi, ukuran besar, bentuk, muatan listrik, dan polaritas senyawa. Transport aktif melawan derajat konsentrasi dan memerlukan energi (ATP). Transport aktif meliputi : transport perantara (kina), difusi terbatas, transport berpenghantar (Mg++, Fe++), dan pinositosis (pencaplokan).
Ø Absorbsi Bahan Makanan
Pada bahan makanan terdapat beberapa ketentuan, diantaranya adalah : glokusa dengan transport aktif, lemak dan protein utuh melalui pembuluh limfe, asam amino diabsorpsi melalui transport aktif, immune globuline dari kolustrum diserap utuh dengan pinositosis, gliserol diserap secara transport aktif, monogliserida dan asam lemak rantai panjang dan micelles melalui difusi sederhana, natrium tergantung kalium dalam sel, dan Cl, fosfat, Ca transport pasir, Mg, Sr, dan Ba diserap secar difusi. Besi secara transport aktif diatur oleh Fe dalam sel mikosa dan kemampuan FC bersenyawa dengan apoferitin membran feritin.
Ø Pencernaan Unggas
Saluran pencernaan pada unggas terdiri dari = mulut, esophagus, tembolok (ingluvies = crop), proventrikulus (lambung kelenjar), ventrikulus, intestinum tenue (duodenum, sesenum, ileum), intestenum crasum (kolon, rectum, caecum) dan loloaka.
Ø Mulut, Esofagus, dan Tembolok
Pada mulut terdapat celah, kelenjar ludah, paruh dan lidah (bahan tanduk), tidak bergigi, sehingga tidak ada mastikasi.
Berbeda dengan mulut esophagus mempunyai kelenjar mukosa (hanya sebagai penyalur makanan ke ingluvies).
Sedangkan ingluvies atau tembolok hanya terdapat pada bangsa burung pemakan biji-bijian, sebagai penyimpan makanan sementara (menjadi lembab), terjadi aktivitas lactobacillus sehingga terbentuk methanol.
Ø Proventrikulus
Proventrikulus atau lambung kelenjar mempunyai lapisan submukosa yang berkembang baik dan kaya akan kelenjar-kelenjar sekretoris yang akan menghasilkan HCl dan pepsin.
Ø Intestinum Crassum
Kolon berbentuk villi pendek lebar, berorot dan mampu mengadakan gerakan anti peristalsik dan sangat pendek.
Kloaca merupakan 2 kantong buntu diantara item dan kolon sebagai kamar fermentasi, cloaca diproduksi oleh vitamin B.
Kloaca merupakan ruang simpan yang besar untuk urin dan feses disebut coprodaeum, yang lebih kecil urodaeum (oviduct atau tonjolan genita atau jantan dan ureter, dan protodaeum yang dekat lubang keluar. Absorpsi air terjadi pada caeca dan kolon.
Ø Ventriculus
Ventriculus (empedu = gizzard) dilapisi oleh epithelium kolumner yang berkeratin, fungsinya sebagai penggerus, dihasilkan koilin suatu komplek protein atau polisakarida (menyerap bila kontak dengan asam dari proventrikulus, terdapat grrit (kerikil kecil dalam gizzard), ventrikulus berkembang biak pada bangsa burung pemakan biji.
Ø Kelenjar Getak Cerna
Kelenjar getah cerna memiliki beberapa tempat, yaitu : pada mulut dan esophagus enzim yang digunakan amilase saliva. Pada proventrikulus enzim yang digunakan pepsinogen dan HCl (asam), pada ventrikulus digunakan kolin (bahan keratin), pada duodenum digunakan enzim eptidase, pankreozimin dan hormon sekretin, sedangkan enzim dalam mikrovilli jejenun dan ileum adalah disak apidase, amino peptidase, direptidase dan esterase.
Ø Intestinum Tenue
Pada intestenum tennue terdapat banyak sel piala (goblet cells) yang mensekresi mucus dan bentuknya lebih padat daripada usus halus mamalia. Terdapat lipatan pada subsmukosa (plica kerkringin), dan billi sebagai tempat absorpsi.
Ø Pancreas dan Hati
Organ ini berkelenjar 3 lobi dengan 3 saluran yang bermuara di bagian distal duodenum. Menghasilkan enzim amilase, tripsinogen, citymotripsinugen, karboxipeptidase, lipase dan bikarbonat (elektrolit). Sekresi organ ini distimulasi oleh hormon pankreozimin dan sekretin. Getah empedu unggas hanya mengandung sebuah garam empedu yang berkonjugasi yaitu taurocholate, mengemulsi lemak dan mengaktifkan lipase.
Ø Pencernaan dan Absobsi
Pada pencernaan dan absorpsi terdapat karbohidrat, protein, dan lemak yang bersifat monogaster, pengangkutan lemak dalam bentuk VLDL dan absorpsi secara intensif pada usus halus.
Ø Digesti Mikroba
Digestin mikroba terjadi di tembolok dan bagian bawah ileum sampai kaekum terdapat banyak Mo (lactobacilli) berguna untuk memecah karbohidrat, protein dan gula yang lolos oleh enzim. Caeca mempunyai populasi bakteri yang terbesar dan bertindak sebagai kamar fermentasi. Hasil utama pada fermentasi adalah asam lemak volatile, terutama asam asetat, asam propionate, Co2, dan methane dan beberapa vitamin yang diserap oleh caeca.
Label: Fisiologi, kedokteran hewan
domestikasi anjing
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada perkembangan globalisasi saat ini anjing mrupakan asset yang sangat menguntungkan bagi orang-orang yang memiliki usaha dalam bidang bisnis ternak anjing, selain itu juga pada saat ini anjing merupakan sahabat dari manusia. Klasifikasi anjig adalah :
Regnum :animalia
Filum :chordate
Subfilum :vertebrata
Kelas :mamalia
Ordo :canodae
Genus :canis
Spesies :c.lupis
Anjing adalah mamalia karnivora yang telah mengalami domestikasi dari srigala sejak tahun 15.000 tahun yang lalu atau mungkin 100.000 tahun yang lalu berdasarkan bukti genetic fosil dan tes DNA.
Anjing telah berkembang menjadi ratusan ras dengan berbagai macam variasi, mulai dari anjing tinggi badan beberapa puluh centi meter sampai anjing yang tingginya beberapa meter. Warna bulu anjing beraneka ragam mulai dari putih, hitam,merah,abu-abu dan coklat. Selai itu juga anjing memiliki berbagai jenis bulu,mulai dari yang sangat pendek sampai yang paling panjang. Bulu anjing ada yang keriting,lurus,berstektur kasar hingga yang sangat lembut seperti wol.
Bukti baru mengungkapkan anjing pertama kali di domestikasi di saia timur, kemungkinan di tiongkak. Anjing merupakan hewan social sama seperti manusia. Kedekatan pola prilaku anjing dengan manusia menjadi anjing bias di latih, di ajak bermain,tinggal bersama manusia,dan di ajak bersosialisasi dengan manusia dan anjing yang lain. Anjing memiliki posisi unik dalam hubungan antarspesies. Kesetiaan dan pengabdian yang di tunjukkan anjing sangat mirip dengan konsep manusia tentang cinta dan persahabatan. Walaupun sudah merupakan naluri alami anjing sebagai hewan kelompok.
1.2 Rumusan Masalah
ü Pengertian domestikasi
ü Proses terjadinya hewan ternak
ü Jenis-jenis anjng
ü Pemanfaatan dari anjing.
ü Leluhur anjing dan sejarah domestikasi
1.3 Manfaat dan Tujuan
Pembuatan karya tulis ini bertujuan:
1. bertujuan sebagai salah satu syarat yang di berikan dosen untuk memperoleh nilai
2. karyatulis ini bertujuan agar para pembaca dapat mengerti dan memahami asal usul dari anjig.
3. karyatulis ini bertujuan untuk sebagai informasi kepada pembaca bagaimana proses perubahan anjing dari srigala menjadi hewan yang bisa menjadi sahabat manusia atau hewan ternak.
4. karya tulis ini juga bermanfaat bagi pembaca sebagai pengetahuan tentang jenis-jenis atau ras anjing.
5. dengan penulisan karya tulis ini masyarakat megetahi manffat dari anjing dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DOMESTIKASI
Domestikasi adalah proses perubahan dari hewan liar menjadi hewan yang dapat di pelihara atau hewan yang dapat di jinakkan manusia sehingga tidak berbahaya bagi si pemelihara.
2.2 Leluhur Anjing dan Sejarah Domestikasi
Penelitian sistematika molekuler menunjukkan anjing merupakan keturunan dari satu atau lebih populasi serigala liar. Seperti bias di lihat dari tatanama untuk anjing, leluhur anjing adalah serigala. Anjing juga dapat di kawin silangkan dengan serigala.
Hubungan antara manusia dan anjing memiliki sejarah yang panjang. Fosil serigala ditemukan bersama fosil famili hominidae yang berasal dari 400.000 tahun yang lalu. Penggabungan bukti genetika dan arkeologis menunjukkan anjing sudah di domistikasi sejak akhir jaman paleolitik yang merupakan peralihan antara zaman pleistison dan holosin, antara 17.000-14.000 tahun tang lalu.Walaupun demikian penelitian morfologi fosil tulang dan analisis genetika anjing zaman kuno,anjing jaman sekarang dan serigala belum bias memastikan asal mula domistikasi anjing.semua anjing kemungkinana berasal hanya dari satu kelompok serigala yang mengalami domistikasi. Tetapi ada kemungkinana anjing di domistikasi terpisah-pisah lebih dari satu lokasi. Pada beberapa kesempatan anjing hasil domistikasi mungkin juga kawin dengan kawanan serigala liar setempat.
Fosil anjing tertua adalah dua tulang kranium dari rusia dan rahang bawah dari jerman asal 13000-17000 tahun yang lalu. Kemungkinan besar leluhur fosil anjing tertua adalah serigala besar kawasan holarktik utara canis lupus lupu anjing yang lebih kecil. fosil anjing yang lebih kecil dari gua-gua peninggalan kebudayaan natufian asal zaman mesolitik. fosil di perkirakan berasal dari 12000 tahun yang lalu dan merupakan keturunan dari serigala asia barat daya canis lupus-lupus yang berukuran sedang.
Analisis DNA yang di lakukan selama ini menunjukkan hasil yang berbeda. Vila dan rekanya (1997) menyimpulkan bahwa anjing merupakan percabangan dari serigala yang terjadi sekitar 75000-135000 tahun yang lalu. Analisis lanjut di lakukan savolainen et al (2002) “menunjukkan semua populasi anjing berasal dari sumber gen (gene pool) tunggal” bersama-sama dengan serigala. Percabangan terjadi asia timur sekitar 40000 sampai 15000 tahun yang lalu. Vergielli et al (2005) justru mengusulkan agar saat terjadinya percabangan anjing dari serigala perlu di kaji kembali. Alasanya umur geologos dari fosil yang lebih mudah sering di taksir terlalu tinggi menurut pengaturan jam molekuler yang kurang akurat. Sebagai jalan tengah yang cocok dengan bukti- bukti erkeologis, percabanagan anjing dan serigala kemungkinan besar tejadi sekitar 15000 tshun ysng lalu.
Verginelli meneliti bukti-bukti DNA dari lima fosil prasejarah canidae yang menurut metode pengukuran karbon berasal dari 15000 sampai 3000 tahun yang lalu, 341 ekor serigala dari beberapa populasi di seluruh dunia dan 547 anjing ras murni. Hasil penelitian menunjukkan leluhur anjing berasal dari beberapa kawanan yang terpisah, dan kawin silang dengan anjing purba dan serigala di berbagai tempat yang tersebar di seluruh dunia. Sejarah anjing yang lebih menditail belum selesai dan akhirnya di temukan sejarah dari serigala teliti, dan sampi tersedianya bukti-bukti yang bias di percaya, yakni sejarah dari serigala yang menunjukkan bahwa anjing merupakan asal dari serigal.
Kedua binatang tersebut kemudian di klasifikasikan karakteristik fenotipe yang brmbedakan serigala dengan anjing hamper tidak ada. Serigala biasanya memiliki “bulu ekor yang mengembang” dan daun telinga yang tegak. Sebagian besar anjing Cuma memiliki salah satu dari kedua cirri khas serigala, walaupun ada anjing ras yang memiliki keduanya.
2.3 Proses Terjadinya Hewan Ternak (proses domestikasi)
penelitian yang dilakukan akhir-akhir ini menunjikkan domestikasi hewan atau cirri-ciri domestikasi pada hewan bias berlangsung dalam waktu yang lebih singkat dari waktu yang di perkirakan dulu. Domestikasi anjing liar dapat berlangsung dalam satu atau dua generasi manusia bila di lakukan pembinaan selektif yang disengaja.
Domestikasi anjing awalnya di dorong motif saling menguntungkan oleh kedua belah pihak. Anjing liar yang memungut sisa-sisa makanan di sekeliling permukiman manusia mendapat lebih banyak makanan di bandingkan rekan-rekan satu kawanan yang masih liar dan takut pada manusia. Anjing liar yang kebetulan menyerang manusia purba dan anak-anaknya kemungkinan di usir atau di bunuh, sedangkan anjing yang bersahabat dengan manusia selamat. Manusia purba memanfaatkan anjing untuk mengusir hewan liar pengganggu manusia. Indera anjing yang tajam anjing bertugas sebagai penjaga manusia dari kedatangan hewan pemangsa yang bselalu mengincar. Dan hingga saat ini anjing menjadi sahabat manusia atau menjadi hewan ternak untuk di perdagangkan.
2.4 Jenis-Jenis Anjing
Di seluruh dunia terdapat lebih dari 800 jenis anjing ras yang diakui oleh kennel club di berbagai Negara. Istilah “ anjing trah murni “ sebenarnya hanya berlaku untuk beberapa generasi tertentu anjing. Soalnya semua anjing ras berasal dari anjing campuran.
Organisasi anjing ras sudah menetapkan standar untuk suatu ras secara lebih longgar. Seekor anjing sudah bias di masukkan sebagai anggota ras bila memiliki 75% dari karakteristik yang harus ada pada ras tersebut. Pertimbangan yang sama tentang standart anjing ras juga di lakukan yang berlaku dalam pameran anjing ras murni yang menjuarai pameran anjing juga kadang-kadang tidak luput dari gangguan genetic akibat dari efek pendiri dan perkawinan antar kerabat. Walaupun demikian masalh ini tidak hanya terbatas pada anjing ras murni saja dan bias berlaku pada populasi anjing campuran. Keuntungan memelihara anjing ras adalah tingkahlaku dan bentuk fisik yang bias di duga dengan lebih akurat.
Beberapa jenis ras anjing di antaranya adalah:
Aning gembala penjaga hewan ternak menunjukan sifat-sifat anjing pemburu, namun secara terkendali anggta kelompok ini seperti border collies, Belgian malinois dan german sepher menggunakan tektik pemburu terhadap hewan buruan untuk menakut-nakutui agar kawanan ternak bisa di kendalikan. Naluri alami untuk membunuh hewan buruan ditekan melalui latihan. Anjing ras lain yang termasuk kedalm kelompok ini seperti, weelsh,corgi,canaan, dan Australian cattle bertindak lebih agresif sewaktu mengembalakan ternak itu sekaligus memanfaatkan bentuk tubuh yang lebih kecil untuk mengelak dari hewan yang melawan.
Anjing pemburu merupakan teman manusia sewaktu berburu. Anjing pointing breed,setter,spanial dan retriever mengalami pedomorfosis tingkat menengah ikut berburu bersama “kawanan” tetapi hanya berperan sebagai “pemburu” junior yang tidak ikut ambil bagian alm penyerangan yang sesungguhnya. Anjing jenis ini menemukan hewan target yang potensial dan membuatnya tidak biasa melarikan diri, tapi menahan diri dan tidak menyerang buruan. Kesempatan menyerang justru di berikan pemangsa yang lebih dewasa. Hasilnya adalah anjing ras dengan tingkah laku “penunjuk’ lokasi hewan buruan. Sama halnya dengan tingkahlaku anjing “pemungut” yang tidak membunuh sendiri hewan buruanya. Mereka hanya bertugas memungut hewan buruan yang sudah mati atau terluka dan membawanya untuk rekan-rekan sesama “kawanan”
Anjing pelacak tetap mempunyai ukuran tubuh sedang dan pola tingkahlaku membuntuti mangsa dengan cara mengikuti jejak baunya. Ajing yang termasuk kelompok dalam kelompok ini tetap menahan diri untuk tidak menyerang mangsa secara sendirian dan perlu memanggil pimpinan kawanan untuk menyelesaikan tugasnya, misalnya: beagel, bloodhound, basset hound, coonhound, dachshund,fox hound, otter hound, dan harrier
Sighthound merupakan anjing yang mengajar dan menyerang segala mangsa yang terlihat. Anjing yang termasuk dalam kelompok ini tetap mempertahankan bentuk fisik anjing dewasa, dengan cirri fisik khas seperti dada sempit dan tubuh yang langsing tetapi anjing jenis ini sudah tidak memiliki daun telinga tegak dan bulu dua lapis mitip mantel seperti yang di miliki serigala. Misalnya:afghan, borzoi,saluki,sloughi,pharaoh hound, azawakh,whipped,dan greyhound.
Mastiff yang bertubuh besar dan tinggi, memiliki dada yang besar seperti drum, tulang yang besar dan tengkorak yang tebal. Kelompok anjing ini secara tradisional di biarkan untuk perang dan anjing penjaga.
Bulldog yangberukuran tubuh sedang, dibiarkan untuk berkelahi melawan hewan peliharaan lain atau binatang liar. Anjing jenis ini memiliki tengkorak persegi, tulang yang besar, bahu yang lebar dan berotot kuat.
Terrier memiliki sifat aggresif yang kurng tuduk pada anggota kawanan yang lebih senior kelompok ini memiliki ciri fisik anjing dewasa seperti telinga tegak,walaupun jenis yang di senangi kebanyakan berukurantubuh kecil dan memiliki kaki yang pendek segingga anjing jenis ini bias mengejar mangsa yang berada dalam liang.
Dari seluruh anjing ras yang ada di dunia belum ada satupun juga anjing ras asli Indonesia. Anjing kintamani adalah anjing ras pertama asli Indonesia yang di akui perkumpulsn kinologi (PERKIN) tetapi belum di akui FCI sebagai anjing ras kelas dunia.
Selain jenis-jenis anjing di atas terdapat beberapa jenis anjing lainya yakni:
v basenji
v whippet
v dingo
v paria
v mastiff
v pug
v seint Bernard
v bloodhound
v Tibetan mastiff
v Spitz
v Terrier
v Peking
v Toy spanel
v Maltese
v Beagle
v Lobrador retriever
v Border collie
v Weimaraner
v Chow chow
v Sharpie
v Akita
v Chihuahua
v Irish wolfhound
v Shiba
v Basenji
2.5 Manfaat dari Anjing
Selain sebagai binatang peliharaan, anjing masih di ternakkan dan di sembelih sebagai sumber protein di beberapa tempat di dunia. Di Negara-negara yang menyayangi anjing sebagai hewan peliharaan, memakan daging anjing merupakan tindakan tabuh dan melawan kebiasaan.
Di beberapa privinsi di Indonesia daging anjing disantap sebagai protein baik secara terang-terangan maupun diam-diam. Dalam makanan manado daging anjing di kenal dengan RW singkatan dari “rintek wuuk” yang artinya “bulu halus”. Makanan batak juga mengenal masakan daging anjing yang berkode B1. sedangkan makanan solo dikenal sete jamu atau sengsu yaitu sate dan tongseng daging anjing.
Selain hal-hal di atas da beberapa manfaat dari anjing yang lainya yakni:
ü Sebagai sahabat manusia
ü Anjing sebagai olahragawan
ü Binatang peliharaan
ü Anjing sebagai pekerja
ü Anjing di manfaatkan sebagai pengembala
ü Sebagai pemburu
ü Sebagai pelacak
ü Anjing sebagai penjaga rumah
ü Sebagai pengejar dan sebagai penyerang
ü Sebagai bahan dagangan
ü Sebagai tokoh dalam dinia perfiliman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpilan
1. anjing merupakan domestikasi dari serigala yang di pelihara yang lama-kelamaan menjadi jinak
2. domestikasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada suatu binatang dari hewan liar menjadi hewan ternak atau hewan peliharaan
3. perubahaan anjing liar menjadi hewan peliharaan di perkitakan membutuhkan dua generasi manusia.
4. di seluruh dunia terdapat beratus-ratus jenis ras anjing mulai dari anjing yang berbulu lebat hingga anjing yang memiliki bulu beberapa cm seja dan anjing yang memiliki berbadan tinggi hingga gerbadan pendek.
5. ras anjing di peroleh dengan cara mengawin silngkan dengan jenis anjing lainya.
6. anjing memiliki berbagai manfaat bagi manusia di antaranya sebagai penjaga rumah dan sebagai sahabat manusia.
3.2 SARAN
• sebaiknya anjing dijadikan sebagai binatang kesayangan
• apabila seseorang memiliki hewan peliharaan sebaiknya hewan peliharaanya di jaga.dipelihara dengan baik sehingga dapat hidup selayaknya.
• Sebainya dan sepanasnya kita menjaga dan melestarkan perkembngan dari anjing sehingga jenis atau rasnya akan semakin banyak dan brkembang.
Daftar Pustaka
v Wikipedia
v Linnaeus.1758.smithsonian.university
v
Label: kedokteran hewan, Veteriner
ILMU NUTRISI UNGGAS
By : Dr.Ir. Yose Rizal, MS
Pengertian
Ilmu gizi adalah ilmu pengetahuan yang memadukan biokimia dan fisiologi menjadi suatu konsep mengenai hubungan makhluk hidup dengan makanannya.
Nutrisi merupakan proses melengkapi sel makhluk hidup dengan zat-zat kimia yang diberikan dari luar agar makhluk hidup tersebut dapat berfungsi secara optimum dalam berbagai reaksi metabolisme untuk keperluan hidup pokok, pertumbuhan, berproduksi dan berketurunan.
Ilmu Nutrisi Unggas adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unggas dengan makanannya atau ilmu tentang zat-zat dan bahan-bahan makanan, kebutuhan terhadap zat-zat makanan, dan cara mempersiapkan serta pemberian ransum untuk unggas.
Zat-zat Makanan yang Dibutuhkan Unggas
Karbohidrat, terutama pat
Lipid, terutama asam lemak linoleat
Protein, asam-asam amino esensil & semi esensil
Mineral
Air
ZAT-ZAT MAKANAN & ENERGI UNTUK UNGGAS
KARBOHIDRAT
Karbohidrat (KH) merupakan senyawa organik yang disusun oleh 3 unsur utama: C, H dan O dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Kadang-kadang ada unsur tambahan seperti sulfur (S), nitrogen (N) dan fosfor (P).
Sebahagian dari KH ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi ternak unggas.
Kebutuhan KH bagi ternak unggas biasanya dinyatakan dalam bentuk kebutuhan energi.
Jenis Karbohidrat yang Bisa Dimanfaatkan Unggas
Monakarida :
Contoh : - Gula dengan 5 atom C ( arabinosa, ribosa dan xylosa)
- Gula dengan 6 atom C (glukosa, fruktosa, galaktosa dan mannosa)
Disakarida :
Contoh : - Sukrosa (glukosa + fruktosa)
- Laktosa (glukosa + galaktosa)
- Maltosa (glukosa + glukosa)
- Iso-maltosa (glukosa + glukosa)
Polisakarida : yaitu gula yang disusun oleh banyak molekul monosakarida biasanya
lebih dari 10.
Contoh : - Pati (amilosa dan amilo-pektin)
- Pentosan (araban dan xylan)
- Hemiselulosa
- Glikogen
Bahan Pakan Sumber Karbohidrat untuk Unggas
Biji-bijian/Sereal : jagung, gandum, padi, barley, sorghum, milo, millet, oat, rye, triticale .
Batang : sagu
Umbi-umbian : Ubi kayu, ubi talas, ubi jalar dan lain-lain
Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat oleh Unggas
PENCERNAAN :
Pada ayam pencernaan KH dimulai di tembolok yang mempunyai enzim alfa-amilase yang berasal dari kelenjar ludah. Alfa-amilase ini digunakan untuk memecah pati (amilosa) menjadi gula lebih sederhana yaitu dekstrin dan maltosa.
Di Proventikulus tidak terjadi pencernaan pati karena pH disini rendah (2 – 4), sehingga aktivitas enzim alfa-amilase menurun.
Di Ventrikulus/gizzard juga tidak terjadi pencernaan pati karena pH disini sekitar 2,6, sedangkan pH untuk aktivitas alfa-amilase di atas 4,5. Pencernaan hemiselulosa tetap berlanjut disini.
Di Gizzard ini terjadi pemecahan bahan makanan dan molekul KH secara mekanis dari partikel yang lebih besar menjadi partikel yang lebih halus, tetapi pemecahan secara enzimatis tidak terjadi.
Di Usus Halus terdapat bermacam enzim pencerna KH:
- Alfa-amilase
- maltase (glukosidase)
- isomaltase (oligo-1,6-glukosidase)
- sukrase (invertase)
- laktase
Pencernaan KH dalam usus halus unggas berlangsung pada bagian Jejunum karena pada bagian ini enzim-enzim pencerna KH mempunyai aktivitas tertinggi.
Berikutnya pada bagian Ileum dan paling rendah pada Duodenum. Rendahnya pencernaan KH pada bagian Duodenum disebabkan pH pada duodenum ini lebih rendah dari pada bagian lainnya, yaitu sekitar 4,0.
PENYERAPAN :
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, seperti: glukosa, fruktosa, galaktosa dan mannosa.
Glukosa dan galaktosa diserap lebih cepat karena ia menggunakan sistem transport aktif yang terikat pada protein pembawa (carrier) bersama-sama dengan sodium (Na)
Fruktosa dan mannosa diserap lebih lambat karena menggunakan transport pasif (secara diffusi) yang difasilitasi.
Tempat penyerapan utama pada bagian Jejunum
PROSES PEMECAHAN KARBOHIDRAT
1. Semua monosakarida yang diserap oleh usus halus akan memasuki lintasan glikolisis.
2. Hasil akhir glikolisis 2 asam piruvat dan 2 molekul ATP
3. Piruvat masuk ke dalam mitochondria dan diubah menjadi asetil-Co-A sebelum memasuki siklus Krebs.
4. Reaksi pada siklus Krebs yaitu: asetil CoA bersatu dengan OAA membentuk asam sitrat.
5. Selanjutnya asam sitrat berubah menjadi iso-sitrat, terus alfa-ketoglutarat, suksinil CoA, suksinat, fumarat, malat dan akhirnya terbentuk OAA kembali.
6. Pada siklus Krebs ini dihasilkan sebanyak 12 ATP.
7. Pembentukan ATP terjadi melalui proses transpor elektron.
8. Total ATP yang terbentuk pada pemecahan 1 molekul glukosa menjadi 6CO2 dan 6H2O yaitu 38 atau 36 ATP.
9. Energi yang dihasilkan KH yaitu 4,15 Kkal/gram KH, hampir sama dengan protein yaitu 4,10 Kkal/gram protein, sedangkan energi lemak 2,25 kali lebih besar dari pada energi yang dihasilkan KH atau protein, yaitu 9,40 Kkal/gram lemak.
PENYIMPANAN GULA DALAM TUBUH UNGGAS
• Gula disimpan dalam bentuk glikogen atau lemak
• Glikogen disimpan dalam hati dan otot rangka
• Lemak dalam jaringan lemak (adiposa) yang banyak terdapat dalam rongga perut dan di bawah kulit.
Sintesis glikogen:
Glukosa ---- Glukosa 6-P ----- Glukosa 1-P + UTP ----- UDP–Glukosa + PPi
UDP-glukosa + (glukosa )n -------- (glukosa) n+1 + UDP
SERAT KASAR UNTUK AYAM
Serat Kasar pada tanaman merupakan KH struktural yang terdiri dari : selulosa, hemi-selulosa dan lignin.
Selulosa disusun oleh sampai 5000 unit molekul glukosa yang dihubungkan oleh ikatan beta-1,4-glikosida.
Ikatan beta-1,4-glikosida hanya dapat dipecah oleh enzim selulase.
Dalam alat pencernaan unggas dan hewan tingkat tinggi lainnya tidak ada diproduksi enzim selulase ini.
Ternak ayam tidak dapat memanfaatkan serat kasar sebagai sumber energi.
Oleh karena itu pemberiannya dalam ransum unggas terbatas yaitu: 3 - 6% untuk ayam broiler dan sampai 8% untuk ayam petelur.
Serat kasar masih dibutuhkan dalam jumlah yang kecil oleh unggas yang berperan sebagai bulky, yaitu untuk memperlancar pengeluaran feses.
PEMBERIAN LAKTOSA DALAM RANSUM AYAM
Laktosa hanya dapat diberikan sampai 10% dalam ransum ayam karena jika lebih dapat menurunkan pertumbuhan. Terganggunya pertumbuhan ini disebabkan oleh dua hal :
1. Hidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa lambat karena jumlah enzim laktase pada saluran cerna (usus halus) ayam terbatas, akibatnya glukosa yang tersedia dalam darah menurun, sehingga energi menurun yang dapat menekan pertumbuhan.
2. Laktosa yang tidak dihidrolisis ini akan menumpuk dalam usus halus dan akan menarik air yang ada di sekitarnya karena sifatnya yang higroskopis. Keadaan seperti ini bagus untuk pertumbuhan mikroba yang dapat menimbulkan diare pada ayam. Akhirnya pertumbuhan ayam juga menurun.
GULA PENTOSA DALAM RANSUM AYAM
• Polimer gula dengan 5 atom C seperti araban dan xylan tidak bisa dicerna oleh ayam sebab ayam tidak memiliki enzim untuk mencerna golongan pentosan tersebut.
• Araban dan xylan ini bisa dipecah oleh larutan asam dalam proventrikulus dan ventrikulus menjadi arabinosa dan xylosa.
• Arabinosa dan xylosa ini bisa diserap oleh ayam, tetapi dalam jumlah terbatas. Untuk itu arabinosa dan xylosa tidak boleh lebih dari 10% dalam ransum.
• Jika lebih dari 10% dapat menimbulkan diare karena arabinosa dan xylosa ini bersifat higroskopis, yaitu menarik air yang ada disekitarnya. Kondisi seperti ini sangat disukai oleh mikroba dan tidak menguntungkan bagi saluran cerna unggas karena menimbulkan diare.
POLISAKARIDA BUKAN PATI (NON-STARCH POLYSACHARIDE = NSP)
a. Polisakarida bukan pati tak larut air.
Contoh: selulosa, hemiselulosa, lignin dan pectin.
b. Polisakarida bukan pati larut air.
Contoh: arabinoxylan atau pentosan
OLIGOSAKARIDA SULIT DICERNA :
1. raffinosa
2. stachyosa
3. Verbaskosa
Ketiganya banyak terdapat pada kacang kedelai.
LEMAK
Pendahuluan
Lemak atau lipid juga disusun oleh tiga unsur, yaitu C, H, O akan tetapi perbandingannya berbeda dengan karbohidrat (KH), dimana unsur oksigennya sedikit, sedangkan unsur karbon dan hidrogen lebih banyak. Pada lemak C:O = 8,5:1 dan H:O = 16,3:1, sedangkan pada KH C:O = 1:1 dan H:O = 2:1. Dengan banyaknya unsur C dan H ini menyebabkan energi yang dikandung lemak lebih tinggi dari pada KH.
Fungsi Lemak Dalam Tubuh Ayam :
a. Sebagai sumber dan cadangan energi (sama dengan KH).
b. Penahan terhadap temperatur lingkungan yang tinggi.
c. Kandungan dari membran sel.
d. Pelindung organ-organ dalam tubuh terhadap benturan dari luar.
e. Membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak.
Lemak Dapat Larut Dalam Pelarut Organik Seperti :
• Ether
• Chloroform
• Hexana
• Benzena
BEDA LEMAK DENGAN MINYAK :
1. Lemak merupakan senyawa gliserol ester yang padat pada suhu kamar
2. Lemak banyak mengandung asam lemak jenuh dan asam-asam lemak rantai panjang, sehingga ia padat pada suhu kamar. Lemak juga banyak mengandung digliserida dan trigliserida. Lemak biasanya banyak terdapat pada hewan.
3. Minyak juga senyawa gliserol ester, tetapi cair pada suhu kamar
4. Minyak banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan asam lemak rantai pendek, sehingga ia cair pada suhu kamar.
5. Minyak juga banyak mengandung asam-asam lemak bebas dan monogliserida. Minyak ini biasanya banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan
KLASIFIKASI LEMAK :
1. Lemak sederhana (simple lipid ), yaitu gabungan antara asam-asam lemak dengan alkohol (gliserol dan kholesterol)
Contoh: trigliserida.
Di samping itu ada pula ester asam lemak dengan alkohol rantai panjang yang disebut dengan lilin (wax). Lilin ini tidak penting bagi unggas.
2. Lemak majemuk (compound lipid), yaitu gabungan antara dua asam lemak dengan alkohol (gliserol) ditambah fosfat, choline, serine dan lain-lain
Contoh: lecithin, cephalin dan sphyngomyelin.
3. Lemak derivatif (derived lipid), yaitu senyawa-senyawa yang berasal dari perubahan lemak
Contoh: asam lemak, gliserol, sterol (kholesterol, sitosterol, ergosterol) dll.
SUMBER ASAM LEMAK:
1. Hasil pemecahan lemak tubuh oleh enzim lipase, sehingga terbentuk asam lemak dan gliserol.
2. Hasil sintesis asam lemak dalam tubuh yang terbuat dari asetil CoA.
3. Dari bahan makanan yang diserap dalam bentuk asam lemak bebas
JENIS-JENIS ASAM LEMAK BERDASARKAN JUMLAH ATOM C :
Asam lemak dengan 2 atom C sampai dengan 24 atom C, bahkan menurut catatan terakhir ada asam lemak dengan 34 atom C, tetapi belum begitu dikenal peranannya dalam tubuh.
JENIS-JENIS ASAM LEMAK BERDASARKAN IKATAN RANGKAP :
a. Asam lemak jenuh yaitu tidak memiliki ikatan rangkap dengan rumus kandungan C, H dan O sebagai berikut: C(n) : H(2n) : O(2).
b. Asam lemak tak jenuh yaitu memiliki ikatan rangkap. Dimulai pada asam lemak dengan 16 atom C yang mempunyai hanya satu ikatan rangkap, contohnya asam lemak palmitoleat. Asam lemak dengan 18 atom C memiliki sampai 3 ikatan rangkap, asam lemak dengan 20 atom C mempunyai sampai 5 ikatan rangkap dan seterusnya.
Bahan Makanan Sumber Lemak :
• Tumbuh-tumbuhan: kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai dan biji bunga mahari
• Hewan: babi, sapi dan ikan
• Lemak atau minyak dari bahan-bahan di atas sering ditambahkan dalam ransum yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi ternak ayam.
Zat-zat Makanan Sebagai Sumber Lemak:
Ternak unggas dapat mensintesis lemak dalam tubuhnya. Lemak ini dapat disintesis dari 3 macam zat makanan yaitu :
a. dari asam lemak bebas dan gliserol
b. dari KH (glukosa)
c. dari protein (asam-asam amino)
PENCERNAAN DAN PENYERAPAN LEMAK OLEH UNGGAS
PENCERNAAN :
Pencernaan lemak terjadi pada usus halus yaitu pada bagian duodenum. Enzim yang mencerna yaitu lipase yang berasal dari prolipase yang tidak aktif, dan diaktifkan oleh enzim colipase. Enzim lipase dihasilkan oleh pankreas
Lipase pada anak ayam belum begitu aktif. Aktivitas lipase ini mulai meningkat pada umur 4 hari dan peningkatannya sangat cepat, mencapai 100 kali pada umur 21 hari
Pencernaan lemak dibantu oleh garam-garam empedu dan cairan pankreas yang kerjanya mengemulsifikasi lemak sebelum dicerna.
Hasil pencernaan lemak :
- tiga asam lemak bebas + gliserol, atau
- dua asam lemak bebas + monogliserida, atau
- satu asam lemak bebas + digliserida
Lipase pankreas biasanya mencerna lemak dimulai pada asam lemak pada atom C nomor 3 dari gliserol, menghasilkan 1,2-digliserida, lalu asam lemak pada atom C nomor 1, menghasilkan 2-monogliserida
2-monogliserida ini tidak bisa langsung dipecah oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan gliserol, tetapi mengalami isomerisasi terlebih dahulu menjadi 1-monogliserida
Selain dari lipase, pankreas juga menghasilkan enzim kholesterol esterase yang menghidrolisis kholesterol asam lemak ester menjadi kholesterol dan asam lemak bebas
PENYERAPAN
Asam-asam lemak rantai pendek dan gliserol langsung diserap pada sel mukosa usus halus
Asam lemak rantai panjang, monogliserida, digliserida dan kholesterol diemulsifikasi terlebih dahulu oleh garam-garam empedu membentuk micelle (misel) sebelum diserap.
Garam-garam empedu berupa : glikokholat dan taurokholat yang terbuat dari kholesterol ditambah glisin atau taurinm, dibuat di hati dan dialirkan ke duodenum usus halus melalui saluran dari kantung empedu ke duodenum.
Ada dua Teori tentang penyerapan ini :
a. Misel langsung diserap oleh usus halus.
b. Misel tidak langsung diserap oleh ususn halus, tetapi dipecah dulu pada permukaan mukosa usus halus.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencernaan dan Penyerapan Asam Lemak :
a. Panjang rantai atom C, makin panjang rantai atom C, makin sulit dicerna dan diserap
b. Tingkat kejenuhan, makin jenuh asam lemak, makin sulit dicerna dan diserap
c. Ada tidaknya ikatan ester, asam lemak bebas atau yang tidak berikatan dengan ester gliserol sulit diserap
d. Posisi asam lemak pada trigliserida, asam lemak pada posisi atom C nomor 2 pada trigliserida lebih mudah diserap karena mudah membentuk misel.
e. Umur ayam, ayam yang lebih muda lebih sulit mencerna lemak dan menyerap asam lemak, terutama untuk asam lemak jenuh.
f. Pembentukan sabun dari asam lemak dengan mineral seperti Ca dan Mg menghalangi pencernaan dan penyerapan
g. Ketidakmurnian lemak atau lemak yang tercemar dengan senyawa lain seperti ‘erusic acid’ dan ‘cyclopropenoid’ dapat menurunkan kecernaan.
h. pH dalam lumen usus halus yang rendah atau terlalu asam menurunkan kecernaan lemak.
i. Infeksi pada usus halus seperti coccidiosis menurunkan kecernaan lemak.
j. Populasi mikroba tertentu dapat menurunkan kecernaan lemak.
k. Kandungan serat kasar yang tinggi dalam makanan menurunkan kecernaan lemak
Pengangkutan Lemak dalam Tubuh Ayam:
• Sistem pengakutan lemak dalam tubuh berbeda antara ayam dan hewan mamalia, khususnya pengangkutan asam lemak rantai panjang
• Pada mamalia dalam bentuk chylomicron (trigliserida + fosfolipid + kolesterol + apoprotein)
• ditransport ke hati melalui sistem limfe
• Pada ayam terbentuk ‘portomicron’ yang ditransport ke hati melalui pembuluh darah. Untuk asam lemak rantai pendek
Penggunaan Lemak Tubuh
• Lemak dalam sel tubuh mengalami hidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam-asam lemak bebas.
• Gliserol akan dipakai dalam pembentukan glukosa melalui proses glukoneogenesis sebagai berikut:
• Gliserol + ATP ------ Gliserol 3-P ------- DHAP + Gliseraldehid 3-P --------- Fruktosa 1,6 difosfat ------ Fruktosa 6-P -------- Glukosa 6-P ----- Glukosa
• Gliserol juga bisa dipakai sebagai sumber energi karena dari DHAP bisa terus menjadi piruvat sebagai berikut:
• DHAP ------- Gliseraldehid 3-P ----------- 3-fosfogliseroilfosfat ----------- 3-fosfogliserat ------- 2-fosfogliserat ---- Fosfoenolpiruvat -------- Piruvat ------ Asetil-Co-A ------- masuk ke siklus krebs.
• Asam lemak akan dipakai sebagai sumber energi melalui proses pemecahan yang disebut dengan beta-oksidasi yang terjadi dalam mitochondria dengan hasil ahirnya asetil Co-A yang juga memasuki siklus Krebs
Penambahan Lemak dalam Ransum Ayam :
Fungsinya:
1. Sebagai sumber energi bagi ayam.
2. Untuk menghindari berdebunya ransum.
3. Untuk membantu dalam penyebaran zat-zat makanan yang halus dan larut lemak dalam ransum.
4. Untuk meningkatkan palabilitas ransum.
5. Untuk lubrikasi dalam pembuatan ransum
Penambahan lemak dalam ransum dapat meningkatkan jumlah energi yang diperoleh oleh ayam, terutama ayam dewasa. Hal ini diistilahkan dengan extra metabolic effect dan extra caloric effect.
Extra Metabolic dan Extra Caloric Effect :
Kejadiannya adalah sebagai berikut:
• Pemberian lemak dapat menurunkan laju makanan dalam saluran pencernaan, sehingga makanan memperoleh kesempatan yang luas untuk dicerna dan diserap. Dengan demikian jumlah energi yang diperoleh ayam meningkat. Hal ini dinamakan dengan extra metabolic effect.
• Heat Increment (panas yang hilang) pada lemak lebih rendah dari KH, sehingga akan menghemat penggunaan energi. Dengan demikian energi yang dimanfaatkan ayam meningkat. Hal ini dinamakan extra caloric effect
Kualitas Lemak :
• Ketengikan (rancidity), yaitu lemak yang telah mengalami kerusakan karena oksidasi oleh oksigen atau karena hidrolisis oleh enzim yang dihasilkan mikroba.
• Kemurnian lemak yaitu lemak yang tidak tercampur dengan zat-zat lain seperti: serat, bulu, tulang, tanah dan lain-lain.
• Jumlah asam lemak bebas yang terlalu banyak dapat merusak peralatan pengaduk ransum.
• Lemak yang tidak bisa disaponifikasi, misalnya senyawa sterol, hidrokarbon, pigmen dan sebagainya bisa menurunkan kualitas lemak.
Penilaian kualitas lemak :
• Nilai MIU (moisture = kandungan air, impurities = ketidakmurnian, dan unsaponifiable = ketidakmampuan untuk penyabunan). Nilai MIU menggambarkan kandungan air, zat-zat pencemar dan ketidakmampuan untuk mengalami penyabunan jika bertemu dengan Ca atau Mg. Nilai MIU lemak yang baik biasanya 2% atau kurang.
• IPV (Initial Peroxide Value) yaitu nilai peroksida lemak. Nilai IPV lemak biasanya <>
• Nilai AOM ( the 20-hour active oxygen method) yaitu nilai yang menggambarkan ketahanan lemak terhadap oksidasi. Jika nilai AOM > 25 berarti lemak tidak distabilkan dengan anti-oksidan.
Ketengikan Pada Bahan-bahan Makanan Sumber Lemak :
1. Proses oksidasi ini terdiri atas tiga fase yaitu:
a. Fase awal, pada fase ini oksigen bergabung dengan asam lemak tak jenuh membentuk hidroperoksida dan radikal-radikal bebas yang sangat reaktif. Fase ini akan terjadi jika terdapat zat oksidator, logam seperti Fe dan Cu, atau enzim seperti lipoksigenase. Panas dan cahaya juga akan mempercepat oksidasi. Produk reaktif dari fase awal ini akan bereaksi dengan molekul lipid lainnya.
b. Fase propagasi, pada fase ini produk dari fase awal akan menyerang molekul-molekul lipid lainnya, sehingga terjadi auto-oxidation.
c. Fase akhir, pada fase ini terbentuk senyawa yang tidak begitu reaktif seperti hidrokarbon, aldehid dan keton.
Bahan makanan yang mengalami oksidasi nilai energinya menurun karena:asam lemaknya jadi rusak dengan terbentuknya radikal bebas dan peroksida-peroksida asam lemak yang kalau berlanjut terus menghasilkan senyawa hidrokarbon, aldehid dan keton.
Untuk mengatasi oksidasi diperlukan zat-zat anti-oksidan alami seperti : vitamin E, vitamin C, beta-karoten dan lain-lain, atau zat-zat anti oksidan buatan seperti : ethoxyquin (6-ethoxy-1,2-dihydro-2,2-4-trimethylquinoline), propylgallat, butylated-hydroxy-toluene (BHT), butylated-hidroxy-annisol (BHA) dan sebagainya.
2. Hidrolisis
Disebabkan oleh mikroba yang menyerang bahan makanan tersebut sehingga lemaknya terurai menjadi asam-asam lemak bebas atau digliserida atau monogliserida dan gliserol.
Nilai gizi bahan pakan tidak turun karena produk-produk yang terbentuk dapat dimanfaatkan oleh unggas.
Asam Lemak yang Sering Dijumpai dalam Ransum Ayam
Asam-asam lemak jenuh:
asam laurat ( C 12 : 0)
asam miristat ( C 14 : 0)
asam palmitat ( C 16 : 0)
asam stearat ( C 18 : 0)
Asam-asam lemak tak jenuh:
asam palmitoleat (C 16 : 1)
asam oleat (C 18 : 1)
asam linoleat (C 18 : 2)
asam linolenat (C 18 : 3)
asam arachidonat(C 20 : 4)
asam lemak yang betul-betul esensil bagi ayam hanya linoleat.
Efek Kekurangan Asam Lemak Linoleat pada Unggas :
a. Menurunnya integritas membran karena sebagian besar komponen dari membran terbuat dari asam-asam lemak.
b. Meningkatnya kebutuhan air minum.
c. Menurunnya ketahanan tubuh terhadap serangan penyakit.
d. Menurunkan produksi sperma.
e. Menurunkan fertilitas.
f. Menurunkan perkembangan embrio dalam telur.
Sintesis Arachidonat dari Linoleat :
Asam lemak linolenat juga dipakai untuk biosintesis asam lemak arachidonat
Asam lemak arachidonat tergolong kedalam asam lemak dengan atom C sebanyak 20 yang secara umum disebut eikosanoat
Eikosanoat ada 2 macam:
a. Prostanoid, yang terdiri atas: prostaglandin, prostasiklin dan thromboxan.
b. Leukotrin.
Senyawa eikosanoat diproduksi hampir pada setiap jaringan dalam tubuh dan ia merupakan senyawa yang penting sebagai hormon. Pada unggas senyawa eikosanoat ini penting sebagai:
1. Pertahanan tubuh.
2. Perkembangan tulang.
3. Perkembangan reproduksi.
4. Perkembangan embrio
Label: ilmu nutrisi