By : Dr.Ir. Yose Rizal, MS
Pengertian
Ilmu gizi adalah ilmu pengetahuan yang memadukan biokimia dan fisiologi menjadi suatu konsep mengenai hubungan makhluk hidup dengan makanannya.
Nutrisi merupakan proses melengkapi sel makhluk hidup dengan zat-zat kimia yang diberikan dari luar agar makhluk hidup tersebut dapat berfungsi secara optimum dalam berbagai reaksi metabolisme untuk keperluan hidup pokok, pertumbuhan, berproduksi dan berketurunan.
Ilmu Nutrisi Unggas adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unggas dengan makanannya atau ilmu tentang zat-zat dan bahan-bahan makanan, kebutuhan terhadap zat-zat makanan, dan cara mempersiapkan serta pemberian ransum untuk unggas.
Zat-zat Makanan yang Dibutuhkan Unggas
Karbohidrat, terutama pat
Lipid, terutama asam lemak linoleat
Protein, asam-asam amino esensil & semi esensil
Mineral
Air
ZAT-ZAT MAKANAN & ENERGI UNTUK UNGGAS
KARBOHIDRAT
Karbohidrat (KH) merupakan senyawa organik yang disusun oleh 3 unsur utama: C, H dan O dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Kadang-kadang ada unsur tambahan seperti sulfur (S), nitrogen (N) dan fosfor (P).
Sebahagian dari KH ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi ternak unggas.
Kebutuhan KH bagi ternak unggas biasanya dinyatakan dalam bentuk kebutuhan energi.
Jenis Karbohidrat yang Bisa Dimanfaatkan Unggas
Monakarida :
Contoh : - Gula dengan 5 atom C ( arabinosa, ribosa dan xylosa)
- Gula dengan 6 atom C (glukosa, fruktosa, galaktosa dan mannosa)
Disakarida :
Contoh : - Sukrosa (glukosa + fruktosa)
- Laktosa (glukosa + galaktosa)
- Maltosa (glukosa + glukosa)
- Iso-maltosa (glukosa + glukosa)
Polisakarida : yaitu gula yang disusun oleh banyak molekul monosakarida biasanya
lebih dari 10.
Contoh : - Pati (amilosa dan amilo-pektin)
- Pentosan (araban dan xylan)
- Hemiselulosa
- Glikogen
Bahan Pakan Sumber Karbohidrat untuk Unggas
Biji-bijian/Sereal : jagung, gandum, padi, barley, sorghum, milo, millet, oat, rye, triticale .
Batang : sagu
Umbi-umbian : Ubi kayu, ubi talas, ubi jalar dan lain-lain
Pencernaan dan Penyerapan Karbohidrat oleh Unggas
PENCERNAAN :
Pada ayam pencernaan KH dimulai di tembolok yang mempunyai enzim alfa-amilase yang berasal dari kelenjar ludah. Alfa-amilase ini digunakan untuk memecah pati (amilosa) menjadi gula lebih sederhana yaitu dekstrin dan maltosa.
Di Proventikulus tidak terjadi pencernaan pati karena pH disini rendah (2 – 4), sehingga aktivitas enzim alfa-amilase menurun.
Di Ventrikulus/gizzard juga tidak terjadi pencernaan pati karena pH disini sekitar 2,6, sedangkan pH untuk aktivitas alfa-amilase di atas 4,5. Pencernaan hemiselulosa tetap berlanjut disini.
Di Gizzard ini terjadi pemecahan bahan makanan dan molekul KH secara mekanis dari partikel yang lebih besar menjadi partikel yang lebih halus, tetapi pemecahan secara enzimatis tidak terjadi.
Di Usus Halus terdapat bermacam enzim pencerna KH:
- Alfa-amilase
- maltase (glukosidase)
- isomaltase (oligo-1,6-glukosidase)
- sukrase (invertase)
- laktase
Pencernaan KH dalam usus halus unggas berlangsung pada bagian Jejunum karena pada bagian ini enzim-enzim pencerna KH mempunyai aktivitas tertinggi.
Berikutnya pada bagian Ileum dan paling rendah pada Duodenum. Rendahnya pencernaan KH pada bagian Duodenum disebabkan pH pada duodenum ini lebih rendah dari pada bagian lainnya, yaitu sekitar 4,0.
PENYERAPAN :
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, seperti: glukosa, fruktosa, galaktosa dan mannosa.
Glukosa dan galaktosa diserap lebih cepat karena ia menggunakan sistem transport aktif yang terikat pada protein pembawa (carrier) bersama-sama dengan sodium (Na)
Fruktosa dan mannosa diserap lebih lambat karena menggunakan transport pasif (secara diffusi) yang difasilitasi.
Tempat penyerapan utama pada bagian Jejunum
PROSES PEMECAHAN KARBOHIDRAT
1. Semua monosakarida yang diserap oleh usus halus akan memasuki lintasan glikolisis.
2. Hasil akhir glikolisis 2 asam piruvat dan 2 molekul ATP
3. Piruvat masuk ke dalam mitochondria dan diubah menjadi asetil-Co-A sebelum memasuki siklus Krebs.
4. Reaksi pada siklus Krebs yaitu: asetil CoA bersatu dengan OAA membentuk asam sitrat.
5. Selanjutnya asam sitrat berubah menjadi iso-sitrat, terus alfa-ketoglutarat, suksinil CoA, suksinat, fumarat, malat dan akhirnya terbentuk OAA kembali.
6. Pada siklus Krebs ini dihasilkan sebanyak 12 ATP.
7. Pembentukan ATP terjadi melalui proses transpor elektron.
8. Total ATP yang terbentuk pada pemecahan 1 molekul glukosa menjadi 6CO2 dan 6H2O yaitu 38 atau 36 ATP.
9. Energi yang dihasilkan KH yaitu 4,15 Kkal/gram KH, hampir sama dengan protein yaitu 4,10 Kkal/gram protein, sedangkan energi lemak 2,25 kali lebih besar dari pada energi yang dihasilkan KH atau protein, yaitu 9,40 Kkal/gram lemak.
PENYIMPANAN GULA DALAM TUBUH UNGGAS
• Gula disimpan dalam bentuk glikogen atau lemak
• Glikogen disimpan dalam hati dan otot rangka
• Lemak dalam jaringan lemak (adiposa) yang banyak terdapat dalam rongga perut dan di bawah kulit.
Sintesis glikogen:
Glukosa ---- Glukosa 6-P ----- Glukosa 1-P + UTP ----- UDP–Glukosa + PPi
UDP-glukosa + (glukosa )n -------- (glukosa) n+1 + UDP
SERAT KASAR UNTUK AYAM
Serat Kasar pada tanaman merupakan KH struktural yang terdiri dari : selulosa, hemi-selulosa dan lignin.
Selulosa disusun oleh sampai 5000 unit molekul glukosa yang dihubungkan oleh ikatan beta-1,4-glikosida.
Ikatan beta-1,4-glikosida hanya dapat dipecah oleh enzim selulase.
Dalam alat pencernaan unggas dan hewan tingkat tinggi lainnya tidak ada diproduksi enzim selulase ini.
Ternak ayam tidak dapat memanfaatkan serat kasar sebagai sumber energi.
Oleh karena itu pemberiannya dalam ransum unggas terbatas yaitu: 3 - 6% untuk ayam broiler dan sampai 8% untuk ayam petelur.
Serat kasar masih dibutuhkan dalam jumlah yang kecil oleh unggas yang berperan sebagai bulky, yaitu untuk memperlancar pengeluaran feses.
PEMBERIAN LAKTOSA DALAM RANSUM AYAM
Laktosa hanya dapat diberikan sampai 10% dalam ransum ayam karena jika lebih dapat menurunkan pertumbuhan. Terganggunya pertumbuhan ini disebabkan oleh dua hal :
1. Hidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa lambat karena jumlah enzim laktase pada saluran cerna (usus halus) ayam terbatas, akibatnya glukosa yang tersedia dalam darah menurun, sehingga energi menurun yang dapat menekan pertumbuhan.
2. Laktosa yang tidak dihidrolisis ini akan menumpuk dalam usus halus dan akan menarik air yang ada di sekitarnya karena sifatnya yang higroskopis. Keadaan seperti ini bagus untuk pertumbuhan mikroba yang dapat menimbulkan diare pada ayam. Akhirnya pertumbuhan ayam juga menurun.
GULA PENTOSA DALAM RANSUM AYAM
• Polimer gula dengan 5 atom C seperti araban dan xylan tidak bisa dicerna oleh ayam sebab ayam tidak memiliki enzim untuk mencerna golongan pentosan tersebut.
• Araban dan xylan ini bisa dipecah oleh larutan asam dalam proventrikulus dan ventrikulus menjadi arabinosa dan xylosa.
• Arabinosa dan xylosa ini bisa diserap oleh ayam, tetapi dalam jumlah terbatas. Untuk itu arabinosa dan xylosa tidak boleh lebih dari 10% dalam ransum.
• Jika lebih dari 10% dapat menimbulkan diare karena arabinosa dan xylosa ini bersifat higroskopis, yaitu menarik air yang ada disekitarnya. Kondisi seperti ini sangat disukai oleh mikroba dan tidak menguntungkan bagi saluran cerna unggas karena menimbulkan diare.
POLISAKARIDA BUKAN PATI (NON-STARCH POLYSACHARIDE = NSP)
a. Polisakarida bukan pati tak larut air.
Contoh: selulosa, hemiselulosa, lignin dan pectin.
b. Polisakarida bukan pati larut air.
Contoh: arabinoxylan atau pentosan
OLIGOSAKARIDA SULIT DICERNA :
1. raffinosa
2. stachyosa
3. Verbaskosa
Ketiganya banyak terdapat pada kacang kedelai.
LEMAK
Pendahuluan
Lemak atau lipid juga disusun oleh tiga unsur, yaitu C, H, O akan tetapi perbandingannya berbeda dengan karbohidrat (KH), dimana unsur oksigennya sedikit, sedangkan unsur karbon dan hidrogen lebih banyak. Pada lemak C:O = 8,5:1 dan H:O = 16,3:1, sedangkan pada KH C:O = 1:1 dan H:O = 2:1. Dengan banyaknya unsur C dan H ini menyebabkan energi yang dikandung lemak lebih tinggi dari pada KH.
Fungsi Lemak Dalam Tubuh Ayam :
a. Sebagai sumber dan cadangan energi (sama dengan KH).
b. Penahan terhadap temperatur lingkungan yang tinggi.
c. Kandungan dari membran sel.
d. Pelindung organ-organ dalam tubuh terhadap benturan dari luar.
e. Membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak.
Lemak Dapat Larut Dalam Pelarut Organik Seperti :
• Ether
• Chloroform
• Hexana
• Benzena
BEDA LEMAK DENGAN MINYAK :
1. Lemak merupakan senyawa gliserol ester yang padat pada suhu kamar
2. Lemak banyak mengandung asam lemak jenuh dan asam-asam lemak rantai panjang, sehingga ia padat pada suhu kamar. Lemak juga banyak mengandung digliserida dan trigliserida. Lemak biasanya banyak terdapat pada hewan.
3. Minyak juga senyawa gliserol ester, tetapi cair pada suhu kamar
4. Minyak banyak mengandung asam lemak tak jenuh dan asam lemak rantai pendek, sehingga ia cair pada suhu kamar.
5. Minyak juga banyak mengandung asam-asam lemak bebas dan monogliserida. Minyak ini biasanya banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan
KLASIFIKASI LEMAK :
1. Lemak sederhana (simple lipid ), yaitu gabungan antara asam-asam lemak dengan alkohol (gliserol dan kholesterol)
Contoh: trigliserida.
Di samping itu ada pula ester asam lemak dengan alkohol rantai panjang yang disebut dengan lilin (wax). Lilin ini tidak penting bagi unggas.
2. Lemak majemuk (compound lipid), yaitu gabungan antara dua asam lemak dengan alkohol (gliserol) ditambah fosfat, choline, serine dan lain-lain
Contoh: lecithin, cephalin dan sphyngomyelin.
3. Lemak derivatif (derived lipid), yaitu senyawa-senyawa yang berasal dari perubahan lemak
Contoh: asam lemak, gliserol, sterol (kholesterol, sitosterol, ergosterol) dll.
SUMBER ASAM LEMAK:
1. Hasil pemecahan lemak tubuh oleh enzim lipase, sehingga terbentuk asam lemak dan gliserol.
2. Hasil sintesis asam lemak dalam tubuh yang terbuat dari asetil CoA.
3. Dari bahan makanan yang diserap dalam bentuk asam lemak bebas
JENIS-JENIS ASAM LEMAK BERDASARKAN JUMLAH ATOM C :
Asam lemak dengan 2 atom C sampai dengan 24 atom C, bahkan menurut catatan terakhir ada asam lemak dengan 34 atom C, tetapi belum begitu dikenal peranannya dalam tubuh.
JENIS-JENIS ASAM LEMAK BERDASARKAN IKATAN RANGKAP :
a. Asam lemak jenuh yaitu tidak memiliki ikatan rangkap dengan rumus kandungan C, H dan O sebagai berikut: C(n) : H(2n) : O(2).
b. Asam lemak tak jenuh yaitu memiliki ikatan rangkap. Dimulai pada asam lemak dengan 16 atom C yang mempunyai hanya satu ikatan rangkap, contohnya asam lemak palmitoleat. Asam lemak dengan 18 atom C memiliki sampai 3 ikatan rangkap, asam lemak dengan 20 atom C mempunyai sampai 5 ikatan rangkap dan seterusnya.
Bahan Makanan Sumber Lemak :
• Tumbuh-tumbuhan: kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai dan biji bunga mahari
• Hewan: babi, sapi dan ikan
• Lemak atau minyak dari bahan-bahan di atas sering ditambahkan dalam ransum yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi ternak ayam.
Zat-zat Makanan Sebagai Sumber Lemak:
Ternak unggas dapat mensintesis lemak dalam tubuhnya. Lemak ini dapat disintesis dari 3 macam zat makanan yaitu :
a. dari asam lemak bebas dan gliserol
b. dari KH (glukosa)
c. dari protein (asam-asam amino)
PENCERNAAN DAN PENYERAPAN LEMAK OLEH UNGGAS
PENCERNAAN :
Pencernaan lemak terjadi pada usus halus yaitu pada bagian duodenum. Enzim yang mencerna yaitu lipase yang berasal dari prolipase yang tidak aktif, dan diaktifkan oleh enzim colipase. Enzim lipase dihasilkan oleh pankreas
Lipase pada anak ayam belum begitu aktif. Aktivitas lipase ini mulai meningkat pada umur 4 hari dan peningkatannya sangat cepat, mencapai 100 kali pada umur 21 hari
Pencernaan lemak dibantu oleh garam-garam empedu dan cairan pankreas yang kerjanya mengemulsifikasi lemak sebelum dicerna.
Hasil pencernaan lemak :
- tiga asam lemak bebas + gliserol, atau
- dua asam lemak bebas + monogliserida, atau
- satu asam lemak bebas + digliserida
Lipase pankreas biasanya mencerna lemak dimulai pada asam lemak pada atom C nomor 3 dari gliserol, menghasilkan 1,2-digliserida, lalu asam lemak pada atom C nomor 1, menghasilkan 2-monogliserida
2-monogliserida ini tidak bisa langsung dipecah oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan gliserol, tetapi mengalami isomerisasi terlebih dahulu menjadi 1-monogliserida
Selain dari lipase, pankreas juga menghasilkan enzim kholesterol esterase yang menghidrolisis kholesterol asam lemak ester menjadi kholesterol dan asam lemak bebas
PENYERAPAN
Asam-asam lemak rantai pendek dan gliserol langsung diserap pada sel mukosa usus halus
Asam lemak rantai panjang, monogliserida, digliserida dan kholesterol diemulsifikasi terlebih dahulu oleh garam-garam empedu membentuk micelle (misel) sebelum diserap.
Garam-garam empedu berupa : glikokholat dan taurokholat yang terbuat dari kholesterol ditambah glisin atau taurinm, dibuat di hati dan dialirkan ke duodenum usus halus melalui saluran dari kantung empedu ke duodenum.
Ada dua Teori tentang penyerapan ini :
a. Misel langsung diserap oleh usus halus.
b. Misel tidak langsung diserap oleh ususn halus, tetapi dipecah dulu pada permukaan mukosa usus halus.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencernaan dan Penyerapan Asam Lemak :
a. Panjang rantai atom C, makin panjang rantai atom C, makin sulit dicerna dan diserap
b. Tingkat kejenuhan, makin jenuh asam lemak, makin sulit dicerna dan diserap
c. Ada tidaknya ikatan ester, asam lemak bebas atau yang tidak berikatan dengan ester gliserol sulit diserap
d. Posisi asam lemak pada trigliserida, asam lemak pada posisi atom C nomor 2 pada trigliserida lebih mudah diserap karena mudah membentuk misel.
e. Umur ayam, ayam yang lebih muda lebih sulit mencerna lemak dan menyerap asam lemak, terutama untuk asam lemak jenuh.
f. Pembentukan sabun dari asam lemak dengan mineral seperti Ca dan Mg menghalangi pencernaan dan penyerapan
g. Ketidakmurnian lemak atau lemak yang tercemar dengan senyawa lain seperti ‘erusic acid’ dan ‘cyclopropenoid’ dapat menurunkan kecernaan.
h. pH dalam lumen usus halus yang rendah atau terlalu asam menurunkan kecernaan lemak.
i. Infeksi pada usus halus seperti coccidiosis menurunkan kecernaan lemak.
j. Populasi mikroba tertentu dapat menurunkan kecernaan lemak.
k. Kandungan serat kasar yang tinggi dalam makanan menurunkan kecernaan lemak
Pengangkutan Lemak dalam Tubuh Ayam:
• Sistem pengakutan lemak dalam tubuh berbeda antara ayam dan hewan mamalia, khususnya pengangkutan asam lemak rantai panjang
• Pada mamalia dalam bentuk chylomicron (trigliserida + fosfolipid + kolesterol + apoprotein)
• ditransport ke hati melalui sistem limfe
• Pada ayam terbentuk ‘portomicron’ yang ditransport ke hati melalui pembuluh darah. Untuk asam lemak rantai pendek
Penggunaan Lemak Tubuh
• Lemak dalam sel tubuh mengalami hidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan asam-asam lemak bebas.
• Gliserol akan dipakai dalam pembentukan glukosa melalui proses glukoneogenesis sebagai berikut:
• Gliserol + ATP ------ Gliserol 3-P ------- DHAP + Gliseraldehid 3-P --------- Fruktosa 1,6 difosfat ------ Fruktosa 6-P -------- Glukosa 6-P ----- Glukosa
• Gliserol juga bisa dipakai sebagai sumber energi karena dari DHAP bisa terus menjadi piruvat sebagai berikut:
• DHAP ------- Gliseraldehid 3-P ----------- 3-fosfogliseroilfosfat ----------- 3-fosfogliserat ------- 2-fosfogliserat ---- Fosfoenolpiruvat -------- Piruvat ------ Asetil-Co-A ------- masuk ke siklus krebs.
• Asam lemak akan dipakai sebagai sumber energi melalui proses pemecahan yang disebut dengan beta-oksidasi yang terjadi dalam mitochondria dengan hasil ahirnya asetil Co-A yang juga memasuki siklus Krebs
Penambahan Lemak dalam Ransum Ayam :
Fungsinya:
1. Sebagai sumber energi bagi ayam.
2. Untuk menghindari berdebunya ransum.
3. Untuk membantu dalam penyebaran zat-zat makanan yang halus dan larut lemak dalam ransum.
4. Untuk meningkatkan palabilitas ransum.
5. Untuk lubrikasi dalam pembuatan ransum
Penambahan lemak dalam ransum dapat meningkatkan jumlah energi yang diperoleh oleh ayam, terutama ayam dewasa. Hal ini diistilahkan dengan extra metabolic effect dan extra caloric effect.
Extra Metabolic dan Extra Caloric Effect :
Kejadiannya adalah sebagai berikut:
• Pemberian lemak dapat menurunkan laju makanan dalam saluran pencernaan, sehingga makanan memperoleh kesempatan yang luas untuk dicerna dan diserap. Dengan demikian jumlah energi yang diperoleh ayam meningkat. Hal ini dinamakan dengan extra metabolic effect.
• Heat Increment (panas yang hilang) pada lemak lebih rendah dari KH, sehingga akan menghemat penggunaan energi. Dengan demikian energi yang dimanfaatkan ayam meningkat. Hal ini dinamakan extra caloric effect
Kualitas Lemak :
• Ketengikan (rancidity), yaitu lemak yang telah mengalami kerusakan karena oksidasi oleh oksigen atau karena hidrolisis oleh enzim yang dihasilkan mikroba.
• Kemurnian lemak yaitu lemak yang tidak tercampur dengan zat-zat lain seperti: serat, bulu, tulang, tanah dan lain-lain.
• Jumlah asam lemak bebas yang terlalu banyak dapat merusak peralatan pengaduk ransum.
• Lemak yang tidak bisa disaponifikasi, misalnya senyawa sterol, hidrokarbon, pigmen dan sebagainya bisa menurunkan kualitas lemak.
Penilaian kualitas lemak :
• Nilai MIU (moisture = kandungan air, impurities = ketidakmurnian, dan unsaponifiable = ketidakmampuan untuk penyabunan). Nilai MIU menggambarkan kandungan air, zat-zat pencemar dan ketidakmampuan untuk mengalami penyabunan jika bertemu dengan Ca atau Mg. Nilai MIU lemak yang baik biasanya 2% atau kurang.
• IPV (Initial Peroxide Value) yaitu nilai peroksida lemak. Nilai IPV lemak biasanya <>
• Nilai AOM ( the 20-hour active oxygen method) yaitu nilai yang menggambarkan ketahanan lemak terhadap oksidasi. Jika nilai AOM > 25 berarti lemak tidak distabilkan dengan anti-oksidan.
Ketengikan Pada Bahan-bahan Makanan Sumber Lemak :
1. Proses oksidasi ini terdiri atas tiga fase yaitu:
a. Fase awal, pada fase ini oksigen bergabung dengan asam lemak tak jenuh membentuk hidroperoksida dan radikal-radikal bebas yang sangat reaktif. Fase ini akan terjadi jika terdapat zat oksidator, logam seperti Fe dan Cu, atau enzim seperti lipoksigenase. Panas dan cahaya juga akan mempercepat oksidasi. Produk reaktif dari fase awal ini akan bereaksi dengan molekul lipid lainnya.
b. Fase propagasi, pada fase ini produk dari fase awal akan menyerang molekul-molekul lipid lainnya, sehingga terjadi auto-oxidation.
c. Fase akhir, pada fase ini terbentuk senyawa yang tidak begitu reaktif seperti hidrokarbon, aldehid dan keton.
Bahan makanan yang mengalami oksidasi nilai energinya menurun karena:asam lemaknya jadi rusak dengan terbentuknya radikal bebas dan peroksida-peroksida asam lemak yang kalau berlanjut terus menghasilkan senyawa hidrokarbon, aldehid dan keton.
Untuk mengatasi oksidasi diperlukan zat-zat anti-oksidan alami seperti : vitamin E, vitamin C, beta-karoten dan lain-lain, atau zat-zat anti oksidan buatan seperti : ethoxyquin (6-ethoxy-1,2-dihydro-2,2-4-trimethylquinoline), propylgallat, butylated-hydroxy-toluene (BHT), butylated-hidroxy-annisol (BHA) dan sebagainya.
2. Hidrolisis
Disebabkan oleh mikroba yang menyerang bahan makanan tersebut sehingga lemaknya terurai menjadi asam-asam lemak bebas atau digliserida atau monogliserida dan gliserol.
Nilai gizi bahan pakan tidak turun karena produk-produk yang terbentuk dapat dimanfaatkan oleh unggas.
Asam Lemak yang Sering Dijumpai dalam Ransum Ayam
Asam-asam lemak jenuh:
asam laurat ( C 12 : 0)
asam miristat ( C 14 : 0)
asam palmitat ( C 16 : 0)
asam stearat ( C 18 : 0)
Asam-asam lemak tak jenuh:
asam palmitoleat (C 16 : 1)
asam oleat (C 18 : 1)
asam linoleat (C 18 : 2)
asam linolenat (C 18 : 3)
asam arachidonat(C 20 : 4)
asam lemak yang betul-betul esensil bagi ayam hanya linoleat.
Efek Kekurangan Asam Lemak Linoleat pada Unggas :
a. Menurunnya integritas membran karena sebagian besar komponen dari membran terbuat dari asam-asam lemak.
b. Meningkatnya kebutuhan air minum.
c. Menurunnya ketahanan tubuh terhadap serangan penyakit.
d. Menurunkan produksi sperma.
e. Menurunkan fertilitas.
f. Menurunkan perkembangan embrio dalam telur.
Sintesis Arachidonat dari Linoleat :
Asam lemak linolenat juga dipakai untuk biosintesis asam lemak arachidonat
Asam lemak arachidonat tergolong kedalam asam lemak dengan atom C sebanyak 20 yang secara umum disebut eikosanoat
Eikosanoat ada 2 macam:
a. Prostanoid, yang terdiri atas: prostaglandin, prostasiklin dan thromboxan.
b. Leukotrin.
Senyawa eikosanoat diproduksi hampir pada setiap jaringan dalam tubuh dan ia merupakan senyawa yang penting sebagai hormon. Pada unggas senyawa eikosanoat ini penting sebagai:
1. Pertahanan tubuh.
2. Perkembangan tulang.
3. Perkembangan reproduksi.
4. Perkembangan embrio
Custom Search
anatomy - histology - veterinary - cells - biotechnology
ILMU NUTRISI UNGGAS
Label: ilmu nutrisi
Custom Search