Custom Search
anatomy - histology - veterinary - cells - biotechnology

pangan dan gizi

BAB I

Pendahuluan

I.I Latar Belakang

Penilaian konsumsi pangan dapat digunakan sebagai indikator pola pangan yang baik atau kurang baik . Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia. Penilaian konsumsi pangan dapat dipakai untuk menentukan jumlah dan sumber zat gizi yang dimakan . Hal ini dapat membantu menunjukkan persediaan zat gizi dalam tubuh cukup atau kurang . Rendahnya mutu bahan makanan yang dikonsumsi dan jumlah makanan yang tidak cukup dapat menyebabkan berbagai masalah diantaranya adalah : pertumbuhan badan terganggu , gangguan pada perkembangan mental dan kecerdasan , timbulnya berbagai macam penyakit , angka kematian bayi dan anak yang tinggi serta menurunnya daya kerja .

Konsumsi makanan itu dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan secara kompleks , seperti tersedianya bahan makanan , status ekonomi dan sosial budaya serta gangguan kesehatan lingkungan . Keadaan gizi , baik kekurangan atau kelebihan sering disebut dengan istilah Gizi Salah . Banyak negara berkembang termasuk indonesia menghadapi masalah gizi yang disebut dengan masalah Gizi Ganda . Istilah gizi ganda mengacu kepada pengertian masalah gizi yang memiliki dua sisi . Sisi pertama adalah empat masalah gizi kurang , yaitu kurang energi protein , kurang vitamin A , anemi gizi besi , dan gangguan akibat kekurangan iodium .

I.2 Tujuan

- Untuk menganalisis status gizi keluarga .

- Untuk menentukan kebutuhan makanan dalam kehidupan sehari – hari .

BAB II

Tinjauan pustaka

Dasar Teori

Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok hidup manusia .Rendahnya mutu bahan makanan yang dikonsumsi dan jumlah makanan yang tidak cukup memenuhi kebutuhan konsumsi makanan sehari – hari dapat menyebabkan masalah yang diantaranya adalah : gangguan pada perkembangan mental dan kecerdasan , pertumbuhan badan terganggu , timbulnya berbagai macam penyakit , angka kematian bayi dan anak yang tinggi serta menurunnya daya kerja . Penilaian konsumsi pangan dapat dipakai untuk menentukan jumlah dan sumber zat gizi yang dimakan dan dapat membantu menunjukkan persediaan zat gizi dalam tubuh cukup atau kurang . Penilaian konsumsi pangan seperti cara penilaian keadaan gizi lainnya mempunyai kelemahan – kelemahan , antara lain :

- Konsumsi pangan tidak selalu tepat , karena orang dapat kurang cermat mencatat semua apa yang dimakannya dalam jumlah yang tepat , jika digunakan cara recall makanan , tidak semua ingat makanan apa yang dimakan .

- Pengumpulan data konsumsi pangan dalam waktu jangka pendek tidak selalu mewakili pola kebiasaan konsumsi pangan .

- Variasi kebutuhan pangan perorangan tidak selalu dicerminkan secara tetap , jika dibandingkan dengan konsumsi zat gizi yang diajurkan .

- Konsumsi zat gizi yang dianjurkan lebih menekankan pada kebutuhan kelompok orang dari pada untuk perorangan .

- Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) untuk menghitung data konsumsi zat gizi , tidak selalu tepat untuk jenis pangan yang dimakan .

Metode Pengumpulan Data Konsumsi Pangan

Penilaian konsumsi pangan dilakukan dengan cara survei . Survei konsumsi pangan bertujuan untuk mengetahui konsumsi pangan seseorang , keluarga atau kelompok orang baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif . Survei secara kuantitatif adalah untuk mengetahui jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sedangkan secara kualitatif adalah untuk mengetahui frekuensi makan , kebiasaan makan ( food habit) , jenis pangan , dan cara memperolehnya .

Pada prinsipnya ada 4 macam metode penilaian konsumsi pangan secara kuantitatif yaitu:

  1. Metode Inventaris ( inventory method )

Metode inventaris sering juga disebut Log Book Method , biasanya digunakan pada survei konsumsi pangan keluarga atau rumah tangga . Metode ini prinsipnya adalah melakukan inventaris ( pencatatan ) dan penimbangan langsung terhadap semua jenis bahan makanan , mulai dari awal sampai akhir survei . Periode waktu yang digunakan dapat 1 minggu atau berbulan – bulan . Inventaris dan penimbangan dilakukan oleh enumerator atau responden ( salah satu anggota keluarga ) yang telah dilatih sebelumnya . Tahap peleksanaannya adalah sebagai berikut :

    1. Pada hari pertama survei , catat dan timbang semua jenis pangan yang ada . Ini dianggap sebagai stok awal (S) .
    2. Selama survei ( mulai hari kedua sampai sehari sebelum hari terakhir survei ) , catat dan timbang semua jenis bahan pangan yang diperoleh dari dibeli , diberi , dari kebun atau makan diluar rumah (Pp).
    3. Catat dan timbang semua jenis bahan pangan yang diberikan kepada selain anggota keluarga (Pb) selama survei .
    4. Pada hari terakhir survei , catat dan timbang semua jenis bahan pangan yang ada dirumah . Ini dianggap sebagai stok akhir (Sk) .
    5. Jumlah bahan pangan yang dikonsumsi (Ki) adalah :

Ki = Swi + Ppi – Pbi – Ski

i = 1,2,3…..menunjukkan jenis pangan

6. Rata – rata konsumsi per kapita =

B = jumlah anggota keluarga

Data tentang jumlah anggota keluarga , umur , berat badan , pendidikan serta jenis

pekerjaan perlu dilengkapi dalam survei .

  1. Metode Pendaftaran ( foodlist method )

Metode ini hampir sama dengan metode inventaris dalam hal pencatatannya , perbedaannya pada penimbangan . Metode ini tidak dilakukan penimbangan atau

pengukuran langsung . Datanya dikumpulkan secara wawancara dengan keluarga

dan dicatat dalam formulir yang telah disiapkan sebelumnya . Metode ini kurang

teliti dibandingkan dengan metode inventaris , karena data yang dikumpulkan

merupakan hasil astimasi ( perkiraan ) , sedangkan pada metode inventaris

dilakukan penimbangan secara langsung .Biaya metode pendaftaran labih murah

didandingkan dengan metode inventaris .

  1. Metode mengingat – ingat ( recall method )

Metode ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada masa yang lalu . Wawancara dilakukan serinci mungkin agar responden dapat mengungkapkan jenis bahan makanan dan perkiraan jumlah bahan makanan yang dikonsumsinya beberapa hari yang lalu . Penentuan jumlah hari recall sangat ditentukan oleh keragaman jenis konsumsi bahan makanan antar waktu atau tipe responden dalam memperoleh makanan . Biasanya dilakukan selama 2 - 3 hari atau seminggu , bila terlalau lama dikuatirkan responden akan banyak yang lupa .

Urutan waktu makan dalam sehari terdiri dari makan pagi , makan siang , makan malam dan makanan selingan atau jajanan . Pengelompokan bahan makanan dapat berupa bahan makanan pokok , sumber protein nabati ( kacang – kacangan ) , sumber protein hewani ( daging , ikan , telur dan susu ) , sayuran , buah – buahan dan lainnya . Penaksiran jumlah makanan yang dikonsumsi diawali dengan menyatakan dalam bentuk ukuran rumah tangga (URT) , seperti : potong , ikat , piring , gelas , mangkok , sendok makan dan alat atau ukuran lain yang biasa dilakukan dalam rumah tangga . Dari ukuran rumah tangga (URT) , jumlah makanan dikonversikan menjadi satuan berat ( gram ) yang menggunakan daftar URT yang umum berlaku atau dibuat sendiri pada saat survei . Agar hasil survei cukup teliti sebaiknya pewawancara telah berpengalaman atau dilatih sebelumnya mengenal URT dan mengkonversikannya kesatuan berat . Selain itu mengenal cara – cara pengolahan pangan dan pola pangan penduduk didaerah yang diteliti .

Metode racall sering digunakan untuk survei konsumsi individu dibanding keluarga . Tetapi metode ini dapat digunakan untuk survei konsumsi keluarga bila semua anggota . Keluarga diwawancara atau salah seorang anggota keluarga yang mengetahui tentang konsumsi anggota keluarga lainnya .Metode mengingat – ingat mempunyai kelemahan dalam tingkat ketelitiannya , karena keterangannya diperoleh dari hasil ingatan . Kelemahan dapat diatasi dengan memperpanjang waktu survei .

  1. Metode Penimbangan ( Weighing Method )

Prinsip metode ini adalah mengukur langsung berat setiap jenis bahan makanan yang dikonsumsi dengan cara penimbangan . Apabila berat bahan makanan seebelum dimakan adalah Sk dan berat bahan makanan yang tersisa setelah dimakan adalah T , maka berat bahan makanan yang dikonsumsi (K) adalah :

Ki = Ski – Ti

i = 1,2,3 …..menunjukkan jenis bahan makanan

Apabila tidak ada Daftar Kandungan Gizi Makanan yang telah masuk atau diolah Daftar Konversi Masak – Mentah (F) maka pada saat survei perlu ditimbang berat bahan makanan mentah sebelum dimakan (Sm) untuk mengetahui faktor mentah – masak . Jika bahan makanan masih mentah , perlu diketahui apakah sudah berat bersih atau berat kotor .

Survei Konsumsi Pangan Secara Kualitatif

Survei konsumsi pangan secara kualitatif adalah untuk memperoleh data atau informasi mengenai pola konsumsi pangan , kebiasaan makan termasuk makanan pantangan . Data – data yang perlu dikumpulkan meliputi , jenis pangan yang dikonsumsi, frekuensi konsumsi masing – masing jemis pangan , asal atau dari mana diperolehnya , cara penyimpanan , penyiapan dan pemasakan makanan .

AKIBAT GIZI SALAH ( MALNUTRITION )

Keadaan gizi , baik kekurangan atau kelebihan sering disebut dengan istilah gizi salah . Banyak negara berkembang termasuk Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang disebut dengan istilah gizi ganda . Istilah gizi ganda mengacu kepada pengertian masalah gizi yang memiliki dua sisi . Sisi pertama adalah empat masalah gizi kurang , yaitu kurang energi protein (KEP ) , kurang vitamin A ( KVA ) , anemi gizi besi ( AGB )dan gangguan akibat kekurangan iodium ( GAKI ) .Sedangkan sisi yang lain adalah gejala masalah gizi lebeh yang melanda kelompok tertentu dimasnyarakat menengah keatas diperkotaan sehigga timbul masalah kelebihan bera badan atau kegemuka dan penyakit jantung .

BAB III

Hasil Dan Pembahasan

3.2. Pembahasan

1. Penilaian konsumsi pangan digunakan untuk menunjukkan tingkat keadaan gizi dan . dapat dipakai untuk menentukan jumlah dan sumber zat gizi yang dimakan .

2. Survei konsumsi pangan bertujuan untuk mengetehui konsumsi pangan seorang

keluarga . Survei konsumsi pangan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Survei konsumsi pangan secara kuantitatif adalah untuk mengetahui jumlah

bahan makanan yang dikonsumsi .

2. Survei konsumsi pangan secara kualitatif adalah untuk mengetahui frekuensi

makan , kebiasaan makan , jenis pangan , dan cara memperolehnya .

3. Istilah Gizi Ganda mengacu kepada pengertian masalah gizi yang memiliki dua

sisi . Sisi pertama adalah empat masalah gizi kurang , yaitu kurang energi protein

(KEP) , kurang vitamin A (KVA) , anemi gizi besi (AGB) ,dan gangguan akibat

kekurangan iodium (GAKI) . Sedangkan sisi yang lain adalah gejala masalah gizi lebih

4 . Sutomo umur 21 Tahun memiliki berat badan 60 Kg dan tinggi badan 172 cm

Arifani umur 20 Tahun memiliki berat badan 45 Kg dan tinggi badan 163 cm

Irman umur 25 Tahun memiliki berat badan 55 kg dan tinggi badan 168 cm

Perhitungan dengan antrometri adalah ;

Sutomo ; berat baku 67,5 sehingga = 88,8 %

Arifani ; Berat baku 55 Kg sehingga 98,56 %

Irman ; Berat baku 61,5 Kg sehingga = 89,43 %

5. Setelah dilakukan perhitungan antropometri bahwa yang memiliki gizi kurang adalah

sutomo dan arifani hal ini disebabkan karena mereka kuarng teratur makan dan juga hidup sebagai anak kos – kosan . .

6. Irman termasuk gizi normal .Hal ini disebabkan karena irman memiliki pola makan

yang teratur .

7. Dengan metode brocca didapat perhitungan sbb ;

IMT =

Sutomo = =

Arifani = =

Irman = =

8. Hasil pendataan yang diperoleh bahwa Arifani dan Irman memiliki pola makan yang

yang tidak teratur . Sehingga mereka termasuk katagori kurus . Sedangkan Sutomo

dapat diparoleh hasil yang memiliki kategori normal .

BAB IV

Kesimpulan

1.Keadaan konsumsi pangan dapat digunakan sebagai indikator pola makan yang baik

atau kurang baik .

2. Metode pendaftaran kurang teliti dibandingkan dengan metode inventaris karena data

yang dikumpulkan merupakan hasil estimasi ( perkiraan ).

3. Metode mengingat – ingat biasanya dilakukan selama 2 – 3 hari atau seminggu bila

terlalu lama dikuatirkan responden akan banyak yang lupa .

4. Metode penimbangan dapat digunakan untuk individu maupun untuk keluarga .

Metode ini mempunyai ketelitian yang paling tinggi dibandingkan dengan metode

yang lainnya dalam hal mengukur secara kuantitatif .

5. Data – data dan informasi yang diperoleh dari survei konsumsi pangan kemudian

dikonfersikan kedalam zst gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan

Makanan (DKBM) .

6. Untuk menilai tingkat konsumsi pangan ( energi dan zat gizi yang lainnya )

diperlukan suatu standard kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG) dengan memakai

pedoman daftar kecukupan energi dan zat gizi yang dianjurkan .

7. Keadaan gizi manusia , baik kekurangan atau kelebihan sering disebut dengan istilah

Gizi Salah .

8. Istilah Gizi Ganda mengacu kepada pengertian tentang masalah gizi yang memiliki

dua sisi .

9. Perhitungan antrometri untuk sutomo : 88,8 % , arifani : 98,56 % , irman : 89,43 % . Pada perhitungan antrometri yang memiliki gizi kurang adalah sutomo dan arifani ini disebabkan karena mereka hidup sebagai anak kos – kosan yang memiliki pola makan yang tidak teratur , sedangkan irman termasuk golongan gizi normal ini disebabkan karena irman memiliki pola makan yang teratur .

10.Pada perhitungan metode brocca dapat diperoleh hasil perhitungan untuk sutomo : 20,33 , arifani : 16,91 , irman : 19,50 . Dari hasil pendataan yang diperoleh bahwa pola makan arifani dan irman tidak teratur sehingga mereka termasuk kedalam kategori kurus sedangkan sutomo termasuk kedalam kategori normal .

BAB V

Daftar Pustaka

- Suhardjo & Hadi Riyadi . 1990 . Penilaian Keadaan Gizi Masyarakat PAU – P & G .

IPB . Bogor Wilson . E . P . Fisher . K . H . & Garcia . P . 1979 .

- Prenciples Of Nutrition John Wilzy ; New York .

- Winarno . 1993 . P ., Gizi , Teknologi & Konsumen . Penerbit Gramedia Utama ;

Jakarta .

Custom Search
 
task