Custom Search
anatomy - histology - veterinary - cells - biotechnology

Buah Mangga

Mangga (Mangifera indica L) menurut para ahli berasal dari daerah sekitar Bombay dan daerah sekitar kaki gunung Himalaya, kemudian dari daerah tersebut menyebar ke luar daerah, diantaranya ada yang sampai di Amerika Latin, terutama Brasilia, sebagian ke benua Afrika, juga negeri di kawasan Asia Tenggara, seperti Vietnam, kepulauan Philipina dan kepulauan Jawa (Aak, 1991). Keluarga mangga (Anacardiaceae) ini ternyata mempunyai banyak genus dan spesies (jenis). Buah mangga yang biasa dijualbelikan di toko-toko pada umumnya adalah mangga Manalagi, mangga Arumanis, mangga Gadang dan lain-lainnya, yang semuanya termasuk :

· Spesies (genus) : Mangifera indica L.

· Genus : Mangifera.

· Famili (keluarga) : Anacardiceae.

· Ordo : Sapindales.

· Kelas : Dicotyledoneae (berkeping dua).

· Sub devisi : Angiospermae (berbiji tertutup).

· Devisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji).

Tanaman mangga dapat tumbuh sampai pada ketinggian tempat lebih kurang 1.300 meter dari permukaan laut. Tanaman mangga memiliki berbagai manfaat bagi masyarakat antara lain; sebagai komoditas ekspor dan bisa menambah pendapatan, bahan makanan, tanaman peneduh, dan penyelamat lapisan tanah (Aak, 1991). Di dataran tinggi pertumbuhannya lamban dan hasilnya tidak memuaskan. Ketinggian yang terbaik bagi tanaman mangga adalah 600 meter dari permukaan laut. Salain itu tanaman mangga juga memerlukan musim yang kering dari tiga bulan (Rismunandar, 1983).

Menurut Pracaya (2007), varietas mangga banyak sekali, yang berbeda-beda besar buahnya, warna kulit buah, warna daging buah, rasanya, aromanya, bentuk pohon dan juga daunnya. Setiap negara memiliki varietas mangga yang khas misalnya India dengan Alphonsonya, Fhiliphina dengan Carabaonya, Australia dengan Kensingtongnya, Pakistan dengan Sindhrinya dan Indonesia dengan varietas-varietas unggulnya seperti Simanalagi, Golek, Arumanis, Madu, Gadung, Indramayu dan Kepyor (Rismunandar, 1983). Menurut Pracaya (2007) masih ada beberapa varietas mangga selain yang disebutkan di atas seperti Kweni, Lalijiwa, Endong dan Pakel.

Pada saat musim panen, produk buah-buahan segar tropika sering menjadi tidak bernilai dan akhirnya menjadi tidak bermanfaat karena mengalami pembusukan yang cepat. Salah satu alternatif untuk mengantisipasi hasil produksi yang tidak dapat dipasarkan karena mutunya rendah adalah pengolahan buah mangga menjadi juice, manisan kering, Puree, dan jam (Yuniarti, 2000).

Buah mangga mempunyai komposisi kimia, yang terdiri dari air, karbohidrat, dan berbagai macam asam, protein, lemak, mineral, zat warna, tanin, vitamin serta zat-zat yang mudah menguap dan berbau harum. Komposisi yang paling banyak adalah air dan karbohidrat. Adapun susunan komposisi kimia dan nilai gizi makanan buah mangga dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. Komposisi kimia dan nilai gizi buah mangga

Unsur-unsur Yang Terkandung

Nilai Rata-Rata Buah Mangga

Masih Mentah

Sudah Masak

Air

Protein

Lipid/lemak

Gula

Serat

Bahan mineral

Kapur

Fosfor

Besi

Vitamin :

Vitamin A

Riboflavin (Vitamin B2)

Thiamin (vitamin B1)

Vitamin C

Asam nicotinat

Nilai kalori setiap 100 g

90,0%

0,7%

0,1%

8,8%

-

0,4%

0,01%

0,02%

4,5 mg/g

150 U.I

0,03 mg/100 g

-

3 mg/100 g

-

39

86,1%

0,6%

0,1%

11,8%

1,1%

0,3%

0,01%

0,02%

0,3 mg/g

4800 U.I

0,05 mg/100 g

0,04 mg/100 g

13 mg/100 g

0,3 mg/100 g

50-60

(Cit. F. de Laroussilhe, Le Manguier, 1980) dalam Aak, 1991.

Panen dan Pascapanen

Buah mangga termasuk buah klimakterik, meskipun dipetik muda masih mengalami proses pematangan. Tingkat kematangan terbaik adalah apabila buah mangga dapat dipanen pada umur 93 – 107 hari setelah bunga mekar, seperti pada mangga golek. Pada umur sekian bentuk buah sudah padat berisi. Panen dilakukan agak siang. Hal ini dimaksudkan agar produksi getahnya agak berkurang. Getah yang berlebihan dan menempel pada kulit buah dapat menurunkan mutu (Satuhu, 1994).

Buah biasanya dipanen setelah tumbuh penuh atau kematangan penuh, masih keras dan sedikit hijau kekuningan. Buah bila dibiarkan masak dan melunak dipohon akan jatuh dan pecah, buah masak ini juga mudah memar dan tertusuk, sehingga harus ditangani secara hati-hati. Untuk buah yang dipanen dengan kematangan penuh dapat disimpan pada suhu kamar beberapa hari. Jika telah masak, daging buah telah melunak bila ditekan dengan ibu jari. Pada stadia ini, buah dapat disimpan 2 – 3 hari dalam lemari pendingin, namun kulit buah akan menghitam sementara daging buah tetap baik untuk dimakan.

Tingkat ketuaan buah pada saat dipanen, akan sangat menentukan mutu rasa buah setelah matang. Buah mangga yang dipanen muda, akan mempunyai mutu yang rendah. Buah yang demikian tidak akan menjadi matang secara normal, dan akan memiliki rasa yang kurang manis, hambar, atau asam dengan kulit buah yang keriput. Aroma buah juga tidak akan berkembang. Sebaliknya, buah yang terlambat dipanen akan merugikan karena cepat busuk dan bobotnya berkurang. Oleh karena itu, saat panen yang tepat perlu diketahui, agar diperoleh buah sesuai dengan mutu yang dikehendaki (Yuniarti, 2000).

Penelitian buah mangga untuk memperpanjang masa simpannya belum banyak dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan usaha-usaha sehingga buah dengan kematangan penuh dapat bertahan dalam waktu cukup lama.

Penggunaan Buah Mangga

Disamping dimakan dalam keadaan segar setelah masak buah mangga kebanyakan diolah menjadi produk olahan seperti juice, manisan kering, Puree dan jam. Pembuatan juice di Brazil dan juga Puerto Rico yang dikenal dengan nama Champola dan Carota, Pulp buah dipres melalui saringan atau diremas dalam Cheesecloth untuk mendapatkan juice yang seperti cream dan selanjutnya ditambahkan dengan air, susu, serta pemanis.

Di Indonesia banyak ditemui varietas mangga yang berpotensi untuk dibuat juice maupun produk olahan lainnya, karena mempunyai sifat-sifat khas yang dapat dimanfaatkan. Sebagai contoh adalah mangga Kopyor yang mempunyai kadar sari buah tinggi, mangga Kweni yang mempunyai aroma kuat, mangga Gedong mempunyai warna dan aroma menarik, serta mangga Lalijiwo yang mempunyai serat halus. Dari sifat-sifat yang dimiliki masing-masing varietas ini dapat ditentukan jenis olahan yang sesuai. Produk olahan yang bermutu prima mempunyai peluang untuk diekspor ke luar negeri, karena kebanyakan konsumen di negara-negara maju yang mempunyai hasil olah buah-buahan tropis (Yuniarti, 2000).

Custom Search
 
task